~kura-kura, kunang-kunang dan Kupu-kupu~
Kura-kura
Daku ini sebenarnya ingin anjangsana ke tempat teduh. Dimana hiruk pikuk dan segala rutinitas harian, silih berganti. Tidak mengenal jeda dan rehat.
Pagi hari, mengukir kata-kata di sebuah buku catatan hingga siang terik mentari menerjang. Petang, tak lupa daya, tenaga pikiran digunakan.
Kunang-kunang
Ia menimba ilmu, ditempa. Kuat atau pura pura kuat,...! Relung hati berhembus suara penolakan kerisauan acapkali jutaan pasang mata, meratap nya. Dipojokan.
Akhirnya,...
Isak tangis, ia kucurkan. Menggenangi tapak tapak tanah yang ia jajaki. Selalu tertunduk dan terengkuh.
Kupu-kupu
Sering dipandang sebelah mata. Cemoohan, kabar burung, cuitan tertuju padanya, " Aduhai, enak sekali, habis kuliah langsung pulang ".
Rasanya ingin mentadaburi relung hatinya perlahan, agar mengerti.
Tak hanya pulang....! Pulang nya ia gunakan mengais rezeki, mengutip pundi-pundi rupiah.
Menyambung pendidikan perkuliahan.
Kuliah rapat, kuliah nangis ataupun kuliah pulang...
Seperti pondasi setiap jiwa-jiwa yang kokoh, tangguh maupun yang dirundung gundah merengkuh
*******
Setiap kali, menapaki, pasti ada perihal lain yang kamu tuai dan petik
Baik buruknya, bergantung dirimu yang mengarungi
***Semarang, 06/10/2022***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Puisi: Pengabdi Setan 2 Communion
Baca juga: Cerpen: Menjelang Malam Tirakatan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!