Setelah apa yang menimpa daku. Bukan apa-apa. Hanya sebagai pelipur lara.
Sajak-sajak langit hari ini, kemerlap bintang kecil, kemilau menghiasi langit.
Aku sejenak membaringkan tubuh. Seraya bersyukur senantiasa ku untai dan bingkai dengan kata-kata penuh tafakur.
Dilangit langit Kejora itu, lumbung mutiara saling sahut sahutan. Riap riuh sumringah terpancar dari cakrawala malam ini.
Jari jemari sejenak ku berangan menggapai bulan dan bintang
Tapak langit kembali meringkuk, mungkin kepiluan ingin ia bungkam saja
Ia memikirkan penduduk bumi, dengan sekelumit persoalan, pertikaian yang terjadi. Rumit tak berujung.
Bintang di langit Kejora . Peretas rindu dari pelepah kerisauan yang ada dengan segala hiruk pikuk dunia menerpa
***
Semarang, 04 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Bara Api yang Sulit Padam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!