Menoleh ke sana dan kesini, di keramaian, tapi, tetap saja ia merasa sendiri
Saat ia menepi sejenak, sebenarnya ada huru-hara yang gelagapan menyertai nya. Tangisnya sembari merengkuh dan tertunduk kebawah.
Surau Surau ia jadikan tempat mengadu kepada sang Pencipta, Muara pinta keadilan cercaan, mendekatlah kepadanya.
Ia ingin nimbrung... , rasa canggung meratap
Ia ingin berbincang, seketika mulut terpaku dan terkunci.
Mengapa ia terdiam. Mungkin, menilai dari satu sisi, tiada cukup, apa lagi, siulan kabar burung yang kau layangkan kepadanya...
Demikian juga cercaan...
Sebenarnya ia berusaha merangkai kembali. Asa semangat mengarungi hidup... Tetapi jika itu yang ia dapati,...
Malam ini pun rasanya menjadi getir baginya...
Memilih perut gersang daripada kenyang dalam rintihan
Perlahan tapi tapi pasti, do'akan saja, ia bangkit...
Merangkak keluar menapaki tangga tangga yang ia susun utuh. Yang sebelumnya rapuh...
Mengapa ia terdiam? Tanyakan padanya dilubuk hati yang paling dalam...
***Mengapa Ia Terdiam***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Baca juga: Pertama Kali Interview Organisasi, Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Gugup, Bersikap Tenang Cukupkah?
Baca juga: Cerita Kecurangan SNMPTN dan Hikmahnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!