Haruskah ku tutup mata...?
Haruskah ku tutup telinga...?
Santun bertutur kata, ialah penting maknanya
Walaupun cuitan cuitan mu terdengar sumbang dimata orang, tetapi hanya dirimu lah yang tau maknanya.
Sabar...! Cemooh di minggu minggu ini memang silih berganti. Bertandang ke telinga lebar orang yang mempunyai hati bersih seperti kertas putih.
Hingga berbusa ia memberi petuah pada orang, tetapi air susu ia malah diganjar dengan air tuba
Rasa iba orang kian hari, kian terkikis zaman, acuh tak acuh" Bukan urusanku". Tidak mengenal berarti acuhkan saja.
Iba...
Tetap terpatri lah dalam hati bersih manusia diluar sana.
Agar tidak ada adu domba hingga dijadikan kambing hitam pembawa bencana.
Seketika. Relung hati teriris...
****
Di minggu mentari terik, menyisakan isak tangis.
Kadang kidung hingga kadung ku pupuk iba ini , dengan benih benih uluran tangan dan air mata berkaca yang menembus dihati.
Bermakna atau tidak...
Rasa iba, semoga selalu ada...
Di hari yang kian hari kian fana...
Entahlah....! Jika terkikis, ukirlah, pahatlah dan pupuk kembali dengan cinta
Baca juga: Puisi: Memotong Pembicaraan
Sembung harjo, September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!