Entah beberapa hari ini, perilaku Amanina gundah gulana, gelisah, dipenuhi bungkam yang mendalam.
Amanina---seorang hamba sahaya beranjak dewasa yang tinggal disebuah kota besar yang hidupnya merantau di kos yang minimalis, tapi cukup untuk ia tinggali.
Tidak jauh kok...! Sekitar 3 km dari Monas ( Monumen Nasional ) , Kota Jakarta. Dan disana ia tinggal sendirian bersebelahan dengan tetangga kos yang baik hati dan ada juga yang arogan.
Amanina... dengan perbekalan yang ia punya dan saku dari keluarga, ia harus rela jauh dari perantauan menginap sendirian.
Musik tak jarang...! Tak jarang ia dengarkan dikala hening dan sepi menghantam kos nya yang membuat suasana bergeming seperti tidak ada kehidupan.
" Apa aku salah ketika memutar sebuah alunan lagu, untuk memeriahkan hari ku, ya? "
Ya seperti itulah jika kebimbangan terjadi pada diri Amanina,... Tidak menyalakan musik, nanti hari jadi sepi.
Menyalakan musik---nanti tetangga sebelah malah terganggu dengan kehadiran musik ku ini. Bimbang... Bingung sama pasrah.
Malang tak dapat diraih, nasib tak dapat ditolak, gigih giat ber ikhitiar ia harus tampakkan dan tunjukkan ke dirinya agar membuat ia selalu bahagia.
Sesekali membawa uang seadanya, pakaian minimalis ia kenakan untuk menyusuri sungai dengan titian air yang jernih.