saat tubuh mulai menggeliat
mungkin pada dasarnya butuh sebuah obat
manakala sebutir cinta tumbuh sesaat
jangan lupa kirim doa agar melekat
***
Sebujur bangkai kala itu hanya kiasan
Apabila semuanya masih bisa bertahan
Belum terlambat untuk bertemu angan
Meskipun terkadang bertepuk sebelah tangan
***
rancu saat itu kian menjuntai dan menggebu-gebu
belum terlambat  , masih ada waktu dibalik pintu itu
lugu tak bisa bisa jadi sebuah alasan untuk hal tabu
bagaimana mungkin seseorang bisa berjibaku hanya dengan diam seperti batu
***
Belum terlambat
Masih ada upaya tertambat
dengan tubuh sehat bugar yang masih kuat
Sebutir pinta masih bersua dilangit angkasa
****
Satu juta rasa telah bersenggama hanyut bersama kenangan.Â
Terbawa angin rindu tiada terbilang
Kala itu, saat itu....Â
Belum terlambat....Â
Ku mengingatnya....
----
Demikian dan Salam Fiksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H