Terbersit angan seketika bergumam berkenaan dengan ramadhan.Â
Seloka asa saat itu aku untai, rajut dan anyam menjelang malam takbiran
Seperti bersenandung riang gembira namun masih tertanam dibalik ruang-ruang suka cita ramadhan.Â
Berbalut asa yang semakin kesini semakin meradang dan berkobar
****
Jangan gegabah dan jangan gundah, ramadhan telah pergi, hari yang Fitri sudah dijalani dan syawal melambai menanti
Hadirmu penuh fitrah kesucian, membersihkan diri dari segala dosa-dosa pada waktu lengang
Bulan Syawal, penuh waktu-waktu langka dijalanan meskipun terhambat Jalan terjal.Â
Namun, seperti mengunyah kepedihan dan terganti dengan kebahagiaan
****
Meskipun ramadhan telah pergi menghilang, kenangannya sudah tersimpan bagai dipelupuk angan.Â
Tentang kisahnya yang belum sempat tertuang, namun di hari yang Fitri, semuanya dipertemukan.Â
Yang jauh bertandang kerumah peraduan...Â
Yang canggung kembali menemukan topik perbincangan...Â
Semuanya menyatu di hari lebaran, tat kala bulan Syawal juga telah menyambut hangat kedatangan.Â
---
Demikian dan Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H