Mohon tunggu...
Erikson Fernando Sirait
Erikson Fernando Sirait Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Theologia semester 5 di STT Trinity Parapat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agama Kristen Tidak perlu berbuat baik???

2 Oktober 2023   17:07 Diperbarui: 2 Oktober 2023   17:23 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan beragama ada dua pilihan yang harus dipilih, yaitu surga atau neraka. Setiap kali memikirkan surga pasti terbayang suatu tempat yang sangat indah, damai. Sedangkan yang terbayang di neraka adalah suatu tempat yang menyeramkan, lautan api, penyiksaan yang tidak selesai-selesai. Orang-orang pasti mendambakan surga dan tidak ingin masuk kedalam penyiksaan neraka. Konsep keselamatan ini juga berbeda-beda di setiap agama yang ada. Dalam artikel ini ajaran keselamatan yang akan dibahas adalah dari perspektif agama Kristen. 

Ajaran keselamatan dikenal dengan istilah soteriologi. Kata soteriologi berasal dari kata Yunani soterion yang berbentuk netral dari nomina feminim soteria yang berarti keselamatan. Soteria pula berasal dari nomina soter yang berarti penyelamat, juru selamat, kalau bebentuk verba berarti menyelamatkan, melepaskan dari bahaya kehancuran. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan itu merupakan hal yang sangat penting di dalam pengajaran kekristenan. Namun demikian perlu dipahami bahwa keselamatan datangnya dari Allah, dan oleh anugerahNya manusia dapat diselamatkan. Keselamatan harus dipahami secara benar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "keselamatan" memiliki kata dasar "selamat". Kata "selamat" memiliki arti terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; atau kerusakan. Sedangkan menurut situs wikipedia.org, "Keselamatan (bahasa Inggris: salvation; bahasa Latin: salvatio; bahasa Yunani: soteria; bahasa Ibrani: yasha) adalah keadaan diselamatkan atau dilindungi dari bahaya atau pun keadaan diselamatkan atau dilepaskan dari situasi tertentu yang mengerikan. Dalam agama, keselamatan dinyatakan sebagai penyelamatan jiwa dari dosa dan konsekuensinya.

Roma 6:23 mengatakan "sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan Kita". Roma 3:23 mengatakan "karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." semua orang telah berbuat dosa berarti semua orang seharusnya mendapatkan upah maut atau neraka. Namun Yohanes 3:16 mengatakan "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Dikatakan yang "percaya" bukan yang baik, bukan yang kaya, bukan orang yang terkenal.  Berarti syarat untuk diselamatkan adalah  pecaya. Ditegaskan kembali di Efesus 2:8-9 "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri." Keselamatan itu full hanya berasal dari Allah, bukan karna ada ikut campur tangan manusia.

Namun banyak orang Kristen, yang mengaku sudah percaya, apakah sudah tentu diselamatkan? Tentu tidak. bisa jadi itu hanya pengakuan semata, tanpa mengimaninya. Banyak juga orang yang mengaku percaya kepada Yesus, namun tidak bisa dibuktikan. Dalam kitab Matius 7: 21 dikatakan bahwa, "Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan!, akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga." Pemahaman akan ajaran seperti ini penting, agar umat Tuhan dapat diselamatkan oleh imannya kepada Tuhan Yesus. Dalam Yakobus 2: 24 dikatakan bahwa, "Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman." 

Jika kita membaca nats diatas pasti kita merasa dilema, antara pandangan Rasul Paulus dengan Rasul Yakobus. Rasul Paulus mengatakan Keselamatan itu hanya karna Iman, sedangkan Rasul Yakobus tidak cukup hanya iman, namun melalui perbuatan baik. Kedua hal ini tidak salah, Memang Keselamatan itu hanya karna Iman percaya kepada Yesus, namun yang dimaksud Rasul Yakobus adalah perbuatan baik merupakan bukti bahwa ia adalah orang yang beriman.  Hal ini menunjukkan bahwa iman harus disertai perbuatan-perbuatan iman, dan bukan hanya iman saja. Oleh karena itu kita bisa menilai seseorang yang beriman kepada Yesus itu melalui perbuatan perbuatannya.

Perbuatan baik tidak akan bisa menyelamatkan manusia dari maut, banyak orang melakukan kebaikan, dengan tujuan supaya masuk surga. Orang kristen yang sungguh-sungguh tidak mengimani yang demikian. Jika memang kebaikan itu bukan yang menyelamatkan, lantas untuk apa melakukan kebaikan? Galatia 6:9 mengatakan "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." Perbuatan baik yang kita lakukan itu selain bukti kita orang yang beriman, itu juga merupakan taburan yang akan kita tuai nantinya, oleh karena itu marilah kita Percaya kepada Yesus, dan marilah kita buktikan melalui perbutan baik kita ditengah-tengah kehidupan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun