Disuatu pagi ketika aku bangun tidur seperti biasa aku melakukan aktifitasku yaitu memasak air panas setelah itu aku memberi makan hewan peliharaan seperti ayam, ikan lele dan hamster kesayanganku. Aku sangat menyukai aktifitasku ini. Hingga suatu waktu keponakanku datang untuk menginap dirumah. Malam pun menyapa dalam dinginnya kota. Keponakanku bernama Pinkan mendekatiku dan ingin tidur berasama karena ia sangat sayang padaku sama seperti sayang kepada ibunya.
Di tengah malam ia terbangun karena mendengar suara-suara dari atap yang mengganggu tidur malamnya. Ia membangunkanku. Aku pun mencari dari mana asal suara tersebut. Oh, rupanya ada tikus... jd aku mencoba menenangkannya dan memberitahukan bahwa itu tikus. Ayo tidur lagi dengan tante! ucapku padanya.
Keesokan harinya dia punya ide kalau dia akan minta seekor kucing kepada tetangga kebetulan kucing kepunyakan tetangga ada banyak. Akhirnya aku pun setuju. Kami bersepakat datang kerumah tetangga untuk berniat mengadopsi kucing. Kami memilih kucing yang akan kami adopsi berwarna putih. Woow, Pinkan seneng banget, kucingnya lucu bisa dijadikan teman bermain Pinkan dan bisa menjadi hiburan dirumahku. Kami memilij dan menyesuaikan kucing yang cocok agar dapat merawat dan memelihara kucing dengan baik.
Sudah seminggu aku memelihara kucing yang biasa kami sebut si putih. Bulunya halus dan si putih suka malas-malasan tidur di depna tv. Rumah kami tak ada perubahan karena sejak awal aku berharap memelihara kucing dirumah punya tujuan untuk bisa mengusir tikus yang ada dirumah. Tapi aku sangat suka si putih.
Si putih suka menggosok-gosokkan tubuhnya di kakiku dan aku langsung mengelus bulunya. Si putih sangat manja. Kalau siang dia bermain dengan Pinkan dan aku pun selalu memberikan makan tepat pada waktu. Hingga pada suatu waktu aku memergoki ternyata si putih suka mencuri makanan walaupun aku suka dan tepat waktu untuk memberikannya makan.
Semakin sering aku memergokinya hingga berbagai cara aku lakukan agar si putih tak mengulanginya. Ah kenapa bisa terjadi. Maksud hati memeliharanya tapi ternyata aku yang buntung. Pernah sekali waktu aku memasak daging dan menaruhnya di meja makan, kututup dengan tudung tetap saja raib dari sj putih. Huuuft kesalahan teknis dalam mengadopsi kucing. Maklum saja kucing yang aku pelihara adalah kucing jalanan yang asal usulnya ditemukan tetangga dan kini aku memeliharanya. Sebenarnya tak jadi masalah buatku. Hanya saja sama seperti memelihara kucing garong dalam rumahku. Hehehehe...
Hingga kini si putih masih tetap menemani kami dan si putih tidak lagi mencuri makanan, karena kami selalu bijak menyimpan makanan. Dan kami terus memelihara dengan tepat waktu memberikan makan untuk si putih.a Wlaupun kucing jalanan, tapi si putih sangat lucu. Dan aku tak pernah menyesal memeliharanya. Kini si putih menjadi lebih baik. Dia menjadi kucing rumah dan si putih tau dimana harus tidur, dimana tempat makanannya kusimpan. Siputih menjadi teman bermain Pinkan. Dan lama kelamaan si putih menjadi kucing pintar. Si putih bisa membuat tikus-tikus rumah kabur tak meninggalkan jejak. Terimakasih si putih..... meong, meong.
Erigovina Arauna
SoE, 25 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H