Bagi guru dan siswa, bersiap-siap saja, pada bulan Juli mendatang, kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan di rumah melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dinas Pendidikan Jawa Barat mengeluarkan kebijakan tersebut seiring dengan akan diberlangsungkannya kembali kegiatan belajar mengajar tahun 2020-2021.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini didasarkan kepada Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) nomor 15 tahun 2020 dan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta atas masukan dari pengawas sekolah, dewan guru dan komite sekolah.
Mengingat penyebaran pandemik COVID-19 yang masih memprihatinkan, juga belum memperlihatkan trend positif, maka PJJ dinilai sebagai solusi terbaik dalam memenuhi hak pendidikan anak dengan tetap menjaga keselamatan mereka.
Kebijakan ini bukan berarti tanpa kendala. Keterbatasan sarana dan prasarana disinyalir menjadi masalah utama yang dapat berimbas kepada kurang efektifnya aktifitas pembelajaran. Permasalahan lainnya yaitu angka partisipasi siswa dalam PJJ tidak akan maksimal, dikarenakan tidak semua daerah di Jawa Barat mempunyai akses internet yang baik.
Oleh karena itu, dalam Surat Edaran Kemdikbud tersebut, ditegaskan metode dan media pelaksanaan belajar dari rumah dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pendekatannya dibagi ke dalam 2 (dua) macam, yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Dalam pelaksanaan PJJ, satuan pendidikan dapat memilih pendekatan (daring atau luring atau kombinasi keduanya) sesuai dengan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana.
Permasalahan akses internet dalam PJJ, guru bisa mensiasatinya dengan menyiapkan modul belajar mandiri dan lembar kerja atau bahan ajar cetak.Â
Pembelajaran juga bisa dilakukan melalui TVRI atau lewat radio. Serta upaya lainnya sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, yang terpenting pembelajaran jarak jauh tetap bisa dilakukan.
Selain itu, agar pembelajaran jarak jauh berjalan optimal, penguatan guru harus dilakukan agar mampu memberikan materi pembelajaran secara interaktif sehingga peserta didik akan lebih mudah mencerna. Guru diberi pelatihan secara daring agar mampu memberikan pembelajaran yang menarik, interaktif, ringan, dan tidak terlalu berat.
Masih ada waktu untuk mempersiapkan segalanya agar keterlaksanaan PJJ ini bisa berjalan dengan optimal. Situasi darurat seperti sekarang ini, segala cara harus dilakukan agar aktivitas bisa kembali kita jalani dengan tetap mengikuti protokol pencegahan pandemik COVID-19.
Kolaborasi atau kerjasama antara pemangku kebijakan, guru, orang tua dan siswa menjadi kunci keterlaksanaan PJJ ini berjalan optimal. Pendidikan anak terpenuhi, kesehatan kita tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H