Hari ke-3, Tantangan 40 Hari Menulis di Kompasiana
#40harimenulisdikompasiana
#guruthechallenger
Hari ini adalah hari ke-3 saya menerima tantangan menulis 40 hari di Kompasiana. Tiba-tiba saya kehilangan ide untuk menulis, tidak tahu harus menulis apa. Semakin mencari, semakin tidak mendapatkannya.
Penulis sekelas maestro pun, terkadang bisa saja kehilangan ide untuk menulis. Apalagi penulis debutan seperti saya, kehilangan ide untuk bahan tulisan itu lebih sering terjadi. Bedanya Sang Maestro lebih cepat mendapatkannya, kalau debutan seperti saya mendapatkan ide itu susah dan lama.
Sang Maestro bisanya punya tabungan ide atau Bank Ide sebagai bahan tulisan. Jelas mereka akan sangat mudah untuk bisa move on. Sang Debutan seperti saya, untuk dapat satu ide saja susah, apalagi memiliki Bank Ide. Hanya pada kondisi kepala sedang encer saja, biasanya ide-ide itu bermunculan. Nah, seharusnya pada saat itulah ide-ide tersebut ditulis dan disimpan baik-baik.
Budayawan, sastrawan dan sejarawan Indonesia asal Bantul Yogyakarta, Kuntowijoyo mencontohkan, sebagai penulis yang mendapat pernghargaan dari dalam dan luar negeri ini, konon beliau selalu menuliskan ide-idenya pada sebuah buku kecil yang selalu ia bawa kemana-mana. Sering pada sebuah kesempatan, Kuntowijoyo berhenti sejenak untuk menuliskan ide-ide dibuku catatannya.
Kita bisa mencontoh Kuntowijoyo, jika zaman sekarang, barangkali wajib hukumnya bagi para penulis pemula seperti saya, ide-ide tulisan tersebut segera simpan di Hand Phone/gadget. Bahkan sekarang bisa menulis dimanapun dan kapanpun.
Terus terang, karena kebiasaan seperti Kuntowijoyo tadi belum kesampaian dan tidak memiliki Bank Ide. Apa yang saya lakukan sekarang adalah "tirakat". Lho kenapa bertirakat? Iya, saya bertirakat saking kepala sudah muter-muter mencari ide tulisan, bukannya dapat ide malah nge-blank alias "poekeun". Tirakat adalah cara saya untuk nge-push diri saya, siapa tahu ide tulisan itu tiba-tiba muncul.
Apa itu tirakat?
Tirakat apa yang saya lakukan?