Oleh: Abyan Rafi Haidar, Eriena Nur Alam, Naila Allika Zatialiyah Mayuza
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
COVID-19 merupakan penyakit menular yang telah menjadi sebuah pandemi di banyak negara (WHO, 2020). Indonesia sebagai salah satu negara terdampak telah mencoba membatasi kegiatan sosial dengan menutup kegiatan sekolah serta membatasi perpindahan atau mobilitas penduduk (Kemenkes, 2020). Pemberlakuan sistem PJJ yang menuntut pelajar untuk selalu berada di depan komputer tentunya memiliki risiko bagi kesehatan, terutama kesehatan muskuloskeletal atau otot rangka. Perasaan tidak nyaman yang muncul pada otot rangka selama masa PJJ ternyata dapat menjadi indikasi terjadinya Musculoskeletal symptoms (MSSs) atau gejala nyeri pada otot rangka (Burton et al., 2008).
Faktor Risiko Terkait Gejala Muskuloskeletal
Perasaan nyeri yang dialami pelajar mungkin berasal dari berbagai faktor. Proses belajar menggunakan alat elektronik sering kali dilakukan dengan postur yang tidak tepat dan statis dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan otot leher dan bahu lelah (Lee et al., 2018). Akibatnya, terjadi stress fisik yang tentu saja membahayakan tubuh dan dapat menyebabkan penurunan aliran darah sehingga terjadi ketegangan otot (Santoshi et.al., 2019).Â
Tuntutan pembelajaran seperti durasi kelas atau belajar secara daring, konten tugas, manajemen organisasi lainnya (Roquelaure, 2019) serta kerjasama rekan (Coenen et al., 2017) juga mempengaruhi gejala muskuloskeletal pada pelajar, salah satunya adalah leher menjadi tegang (Chan et al., 2020) akibat timbulnya stres dan depresi (Ng et al., 2020).Â
Selain itu, jenis kelamin juga dapat menjadi risiko terjadinya nyeri pada otot rangka seperti diketahui dari sebuah penelitian, wanita lebih banyak mengalami gejala nyeri dari pada pria (Lee et al., 2018). Perbedaan tersebut dikarenakan wanita umumnya memiliki tingkat kekuatan otot yang lebih rendah dari pada pria, sehingga mempengaruhi kerentanan selama berinteraksi dengan alat elektronik penunjang pembelajaran. Faktor lingkungan juga menghambat kegiatan dengan adanya gangguan dari anggota keluarga, konflik keluarga, ataupun beban tugas sebagai anak atau orangtua yang mempengaruhi konsentrasi (Rubenstein, Peltokorpi and Allen, 2020).
Bagian Tubuh yang Rentan Mengalami Nyeri Otot Rangka
Gejala yang ditimbulkan tersebut paling umum timbul pada bagian leher, punggung, bahu, dan lengan tangan (Lee et al, 2018). Beban pembelajaran yang mengharuskan pelajar untuk mendedikasikan waktunya berhadapan dengan alat berbagai gadget terbukti meningkatkan insiden nyeri leher. Terlalu lama menggunakan laptop ataupun komputer dengan posisi statis (Baker et al., 2019) juga dapat menyebabkan nyeri dan pegal-pegal di area bahu bagian kanan maupun kiri akibat tidak adanya sandaran untuk lengan tangan (Heidarimoghadam et al., 2020).Â
Semakin lama waktu penggunaan ditambah dengan tidak melakukan peregangan atau istirahat sejenak, maka rasa nyeri dan tegang akan mulai terasa (Ardahan and Simsek, 2016; Ding et al., 2020). Gejala lainnya juga terjadi pada area punggung bawah akibat tidak terdapat sandaran punggung pada kursi yang digunakan selama menggunakan komputer (Minghelii, 2020; Waongenngarm et al., 2020). Pergelangan tangan juga dapat terdampak akibat kegiatan mengetik maupun penggunaan mouse yang melibatkan gerakan repetitif sehingga tekanan akan berpusat di daerah tersebut (CCOHS, 2017).
Upaya Mengurangi Risiko Terhadap Gejala Muskuloskeletal
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya musculoskeletal symptoms antara lain: Tips yang pertama, peregangan yang dapat dilakukan saat istirahat sejenak (break) selama 5 menit untuk durasi setelah 30-40 menit menggunakan komputer (Ding et al., 2020) sehingga kinerja otot dapat membaik secara konstan dan perlahan (Shariat et al., 2018).Â