Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Cinta ala Erich Fromm: Menggali Makna & Implementasi

19 Juli 2024   11:46 Diperbarui: 19 Juli 2024   14:58 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bukuprogresif.com/2018/12/12/memahami-arti-cinta-bersama-erich-fromm/

1. Pendahuluan

Di tengah dinamika kehidupan modern yang semakin kompleks, konsep cinta seringkali mengalami distorsi dan reduksi makna. Erich Fromm, seorang filsuf dan psikolog humanistik asal Jerman, menawarkan perspektif mendalam mengenai cinta yang tetap relevan hingga saat ini. Pemahaman akan filsafat cinta menurut Fromm dapat memberi kita wawasan yang lebih holistik dalam menjalani hubungan antarmanusia yang sehat dan bermakna.

Cinta, menurut Fromm, adalah seni yang harus dipelajari dan dipraktikkan dengan kesadaran serta tanggung jawab. Tanpa pemahaman yang tepat, cinta mudah terjerumus menjadi sekadar hasrat atau ketergantungan. Oleh karena itu, menggali makna filsafat cinta dari Fromm tidak hanya memberikan pijakan teoritis, tetapi juga cara-cara praktis dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Bagian pendahuluan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai pemikiran Fromm tentang cinta dan bagaimana relevansinya dalam konteks era modern yang didominasi oleh individualisme dan konsumerisme.

1.1 Latar Belakang Erich Fromm

Erich Fromm, seorang filsuf, sosiolog, dan psikolog humanis kelahiran Jerman, merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam kajian cinta dan kemanusiaan. Lahir pada 23 Maret 1900 di Frankfurt am Main, Fromm menekuni pendidikan di Universitas Heidelberg, di mana ia memperoleh gelar Ph.D. di bidang sosiologi pada tahun 1922. Pengaruh utama dalam pemikiran Fromm berasal dari tradisi Marxis, psikologi Sigmund Freud, serta ajaran humanisme klasik.

Selama kariernya, Fromm mengajar di berbagai institusi prestisius, termasuk Universitas Columbia dan Universitas Mexico. Ia juga menjadi anggota aktif dari Frankfurt School, sebuah kelompok pemikir kritis yang mengeksplorasi dinamika sosial, politik, dan psikologis dalam masyarakat modern. Buku Fromm yang paling berpengaruh, "The Art of Loving" (1956), menawarkan analisis mendalam tentang cinta sebagai kekuatan aktif dalam membentuk hubungan manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.

1.2 Relevansi Filsafat Cinta di Era Modern

Di era modern ini, filsafat cinta menurut Erich Fromm menjadi sangat relevan dalam menghadapi dinamika sosial yang kompleks. Kemajuan teknologi dan globalisasi telah mengubah cara individu berinteraksi, sering kali menekankan aspek materialistik dan pragmatis dalam hubungan manusia. Akibatnya, nilai-nilai kemanusiaan dan cinta sebagai landasan kebahagiaan sering kali terabaikan.

Fromm menekankan pentingnya cinta sebagai sebuah keterampilan yang perlu dipelajari dan dipraktikkan. Dalam konteks modern, filsafat ini mengajak individu untuk melawan arus konsumerisme dan individualisme yang merajalela, serta mendorong masyarakat untuk kembali pada nilai-nilai dasar kemanusiaan seperti perhatian, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun