Mohon tunggu...
Jerikson Pakage
Jerikson Pakage Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Unair

aku mahasiswa unair yang berasal dari papua tengah

Selanjutnya

Tutup

Politik

bentrokan antara massa Aliansi Mahasiswa Papua dengan aparat kepolisian di Yogyakarta

16 Desember 2024   22:54 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: aparat Kepolisian sedang menahan massa aksi demo

Insiden kericuhan antara massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan aparat kepolisian di Yogyakarta menjadi sorotan penting yang mengangkat isu kerentanan hubungan antara kebebasan berekspresi dan keamanan publik. Dalam situasi ini, kedua belah pihak memiliki kepentingan yang saling bertautan tetapi juga berpotensi berbenturan.

Pertama, aksi mahasiswa Papua merupakan ekspresi dari kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi. Demonstrasi adalah bentuk komunikasi politik yang penting, khususnya untuk menyuarakan aspirasi dan isu-isu mendesak. Namun, penggunaan simbol tertentu seperti bendera Bintang Kejora dapat menjadi titik rawan karena memiliki makna historis dan politik yang sensitif di Indonesia.

Di sisi lain, tugas aparat keamanan adalah menjaga ketertiban serta melindungi masyarakat dari potensi ancaman. Kericuhan yang terjadi, seperti penggunaan batu dan barang dari warung sebagai senjata, menunjukkan adanya eskalasi emosi yang tidak terkendali. Respon aparat dengan water canon bisa dipahami sebagai upaya meredam situasi, tetapi tetap harus dievaluasi agar proporsional dan tidak memperburuk keadaan.

Kericuhan ini mengingatkan kita pada perlunya dialog yang lebih intensif dan mendalam antara pemerintah, mahasiswa Papua, serta masyarakat umum. Aliansi Mahasiswa Papua perlu memahami bahwa aksi yang melibatkan kekerasan atau simbol provokatif dapat memancing respons keras dan merugikan tujuan mereka sendiri. Di sisi lain, aparat keamanan perlu mendekati situasi dengan empati dan profesionalisme untuk menghindari eskalasi konflik.

Ke depannya, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan ruang dialog yang inklusif, aman, dan konstruktif. Ketegangan seperti ini tidak boleh dibiarkan menjadi alasan untuk memperdalam jurang perbedaan. Sebaliknya, ini adalah kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan bahwa keberagaman dapat dikelola dengan bijaksana melalui pendekatan persuasif, bukan represif.

Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus mengupayakan harmoni di tengah kompleksitas kehidupan berbangsa. Indonesia yang damai dan adil hanya bisa tercapai jika setiap pihak mendengar dan memahami satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun