Bapak adalah pembentuk ego dan ibu si pengusap air mata. Didikan ini yang sebetulnya diterapkan orangtua kita. Tapi kenapa kita lupa? Apakah hanya karena salah memegang prinsip: "biar bapakmu saja yang merasakan pahitnya hidup, kamu jangan"?
Prinsip ini justru membunuh karakter tangguh anak-anak kita.
Yang terjadi sekarang, bapak-bapak menihilkan perannya sebagai bapak. Sehingga si ibu terpaksa melakukan pengambilalihan tanggungjawab si bapak tanpa melalui musyawarah ataupun pemilu keluarga antara bapak dan ibu di suatu malam yang syahdu. Apa artinya? Ibu mengganda: sebagai ayah yang sukanya teriak marah-marah penuh ketegasan dan juga mendekap mengobati luka.
Enggak ada pilihan, please daddy come back home! Jangan ngimpi anak jadi bener, kalau bapak-bapak masih suka keblinger.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H