Pemimpin perlu berhenti memotivasi orang lain karena hal itu tidak akan berhasil. Pada dasarnya, setiap orang sudah termotivasi. Yang berbeda adalah kualitas motivasinya. Motivasi yang didorong oleh nilai luhur, tujuan, kepedulian, kegembiraan... tentu berbeda KUALITAS-nya dengan motivasi yang didorong oleh ego, status, kekuasaan ataupun dorongan mencapai reward eksternal.
Susan Fowler dalam karyanya "why motivating people doesn't work" menyatakan bahwa Pemimpin perlu meninggalkan praktik tradisional memotivasi karyawan model "stick & carrot" dengan mengandalkan pada reward / punishment / incentives. Penelitian yang banyak dilakukan ahli motivasi menunjukkan bahwa insentif / reward hanya efektif pada jangka pendek bukan pada jangka panjang, hanya efektif untuk pekerjaan sederhana bukan pada pekerjaan kompleks yang menuntut kreativitas.
Bayangkan anda adalah seorang Sales Manager yang ingin tahu apakah anggota tim Sales anda termotivasi atau tidak. Anda mengecek grafik penjualan triwulan dan anda menemukan ada 2 orang anggota tim yang memiliki kinerja penjualan terbaik. Yang perlu dicermati adalah 2 orang anggota Sales anda ini bisa memiliki MOTIVASI YANG BERBEDA dalam mencapai target penjualan. Yang satu orang termotivasi karena ingin memenangkan kontes sales terbaik, untuk menjadi nomor satu dan mendapatkan bonus kinerja. Yang satu orang lagi termotivasi karena ia mencintai produk dan pelayanan perusahaan anda, karena ia senang ketika bisa membantu pelanggan memecahkan masalah mereka , dan karena ia menikmati proses jualan terutama saat berinteraksi dengan pelanggan. Penelitian membuktikan bahwa dua kualitas motivasi yang berbeda dari dua orang tim Sales anda ini akan berdampak sangat besar pada energi, maupun kinerja jangka Panjang mereka.
Lalu, jika Pemimpin tidak perlu memotivasi anggota timnya, apa yang sebaiknya dilakukan Pemimpin? Langkah awal adalah memahami bahwa setiap orang memiliki 3 KEBUTUHAN PSIKOLOGIS UTAMA. Fokuslah pada 3 kebutuhan ini dan ciptakanlah situasi di tempat kerja yang memungkinkan orang lain mampu memenuhi 3 kebutuhan ini.
Untuk mempermudah, mari kita sebut 3 kebutuhan psikologis ini sebagai ARC :
1. Autonomy (autonomi)Â
Adalah kebutuhan manusiawi kita untuk mempersepsikan diri bahwa kita punya pilihan. Kebutuhan untuk merasa bahwa apa yang kita lakukan adalah berdasarkan kehendak kita sendiri. Ini adalah mengenai persepsi bahwa kita sendiri-lah yang menjadi sumber perilaku kita.
2. Relatedness (keterhubungan)
Adalah kebutuhan kita untuk menunjukkan kepedulian dan mendapatkan kepedulian dari orang lain. Ini adalah kebutuhan untuk merasa terhubung dengan orang lain tanpa khawatir adanya motif terselubung. Ini adalah kebutuhan kita untuk merasa bahwa kita berkontribusi terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri kita.
3. Competence (bertumbuh)
Adalah kebutuhan kita untuk merasa efektif saat berhadapan dengan kesempatan dan tantangan dalam keseharian. Ini adalah kebutuhan untuk menunjukkan ketrampilan / keahlian sepanjang waktu. Ini adalah perasaan mengenai bertumbuh dan berkembang.
Autonomy
Bayangkan jika di tempat kerja, anda terlalu banyak diatur. Atasan anda memang kompeten dalam hal teknis sehingga banyak mengatur sampai hal detail pekerjaan yang menjadi tanggung jawab anda. Padahal anda memiliki jam terbang dan kompetensi yang handal.
Anda telah menunjukkan kompetensi handal selama bekerja di organisasi, terutama dalam hal mengumpulkan data sales dan melaporkannya secara berkala ke kantor pusat. Bahkan ketika atasan anda mengambil cuti, anda tetap menyelesaikan laporan tersebut secara lengkap. Namun atasan anda tetap menuntut agar ia me-review dan meng-edit laporan tersebut dan agar ia sendiri yang mengirimkannya ke kantor pusat.