Sebagai Pemimpin, setiap hari kita melakukan komunikasi dengan orang lain, dan terutama dengan anggota tim kita. Gaya komunikasi yang kita lakukan sangat menentukan sejauh mana relasi yang dibangun akan menjadi positif atau sebaliknya menjadi negatif. Kekuatan relasi inilah yang menentukan seberapa efektifnya kita sebagai Pemimpin telah menjalankan peran kepemimpinan kita dalam membangun relasi.
John Gottman, seorang Psikolog dari Universitas Washington telah melakukan penelitian secara mendalam pada banyak pasangan suami-istri dan menemukan ada 4 gaya komunikasi yang sangat berbahaya jika dilakukan oleh suami / istri kepada pasangannya satu sama lain.Â
Bahkan 4 gaya komunikasi ini menjadi prediktor kuat terhadap terjadinya perceraian! John Gottman menyebut 4 gaya komunikasi negatif ini sebagai "The four horsemen of apocalypse" :
Apa yang ditemukan oleh John Gottman dalam penelitiannya amat sangat relevan dalam relasi antara Pemimpin dengan anggota timnya. Sebagai pemimpin, inilah "The four horsemen" yang perlu kita hindari dalam komunikasi dan interaksi kita dengan anggota tim:
1. Criticism (sikap mencela)
Mencela berbeda dengan memberikan feedback. Jika feedback mendeskripsikan perilaku spesifik yang ingin diperbaiki, maka mencela merupakan serangan personal terhadap kepribadian seseorang.Â
Seorang Pemimpin yang mencela anggota timnya baik secara privat (maupun di depan umum) akan melukai relasi yang terbangun. Jika ia terus menerus melakukannya maka ia akan meracuni relasinya dengan orang tersebut dan meruntuhkan rasa hormat orang lain padanya.
Kata-kata seperti "kamu tidak pernah....", "kamu selalu...." adalah salah satu sikap mencela yang meng-generalisir orang lain seakan-akan seluruh perilakunya adalah keburukan. Salah satu sikap mencela adalah sikap menyalahkan orang lain tanpa melihat dan memahami konteks situasi dan permasalahan yang terjadi. Sikap menyalahkan ini pada akhirnya akan memicu sikap defensif dari orang yang dipersalahkan dan pada akhirnya hanya akan menciptakan perdebatan emosional satu sama lain.
Antidote dari criticism ini adalah dengan memberikan feedback yang membangun dan berfokus pada perilaku spesifik tanpa melebar ke hal-hal lain dan tidak menyerang karakter tim kita secara personal. Contoh criticism: "Kamu memang gak bisa kerja yah...". Contoh feedback: "Saya butuh kamu untuk memperbaiki laporan ini dengan lebih teliti terhadap analisa sales kita". Hindari criticisim dan berikan feedback spesifik.