Mohon tunggu...
Erick Azof
Erick Azof Mohon Tunggu... -

Membaca dan menulis > @erickazof

Selanjutnya

Tutup

Nature

Universitas Indonesia : Perpustakaan, Gedung Seni, dan Gedung Fakultas Ilmu Komputer

2 Oktober 2010   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:47 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IMG00252-20101001-1059

Pada bulan Oktober yang InsyaAllah berkah ini, saya akan mencoba melihat, menjelaskan mengenai perkembangan yang dilakukan dalam 2 tahun terakhir almamater saya, yaitu Universitas Indonesia. Tentunya beberapa kali saya pernah membuat tulisan yang mengangkat tema “Universitas Indonesia”.  Hal ini untuk menjabarkan opini saya mengenai Universitas yang dibanggakan dan diidam-idamkan oleh sebagian besar siswa-siswi SMA di seluruh Indonesia. Tepat pada Jumat, pagi hari (1/10/2010), saya kembali ke kampus UI setelah beberapa hari tidak ke kampus. Saya melpeihat dan merasakan suasana kampus UI yang sudah mulai panas seperti di kota-kota besar di Jakarta. Dalam benak saya, saya masih berfikir bahwa ini merupakan faktor cuaca yang kurang bersahabat kepada saya pada pagi ini. Sekilas sayapun teringat mengenai wacara pembangunan-pembangunan beberapa gedung yang disosialisaskan oleh Rektor UI, Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri. Yaitu pembangunan gedung perpustakaan terbesar di Asia Tenggara.

Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia yang berlokasi di kompleks Universitas Indonesia, Depok, di areal seluas 2,5 hektare, demikian siaran pers Rektorat UI, Jakarta. Gedung perpustakaan ini yang luas bangunannya 30 ribu m2, berlantai delapan dan pemancangan tiang perdananya akan dilakukan Senin 1 Juni 2009 itu ditargetkan selesai pada Desember 2009.

Sumber : http://www.antaranews.com/view/?i=1243728555&c=NAS&s=PDK Tidak tanggung-tanggung bahwa biaya yang dikeluarkan oleh UI untuk membangun gedung yang megah ini berjumlah 110 Miliar Rupiah. Menurut data yang saya dapatkan, biaya berasal dari bantuan pendidikan Negara (78 Miliar) dan BNI (32 Milliar). Itupun tidak sesuai dengan target awal, yaitu pembangunan selesai pada Desember 2009. Faktanya sampai sekarang Oktober 2010, pembangunan Perpustakaan UI yang bekerjasama dengan perusahaan kontraktor Waskita ini belum selesai. Baiklah kita lupakan mengenai ketepatan waktu tersebut, sekarang mari kita lihat fasilitas yang didapatkan dari biaya tersebut. Tentunya dengan biaya  tersebut, fasilitas yang didapatkan oleh masyarakat UI tidaklah sia-sia, berikut penjelasannya.

Koleksi 5 juta buku akan didatangkan. Ada tiga lantai yang berisi buku-buku berdasarkan rumpun ilmu. Di antaranya Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Sosial dan Humaniora serta Ilmu Science dan Engineering dengan masing-masing lantai seluas 6 ribu m2. Keunikan lain, terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding. Untuk menambah keindahan bangunan gedung, nantinya gedung akan dibangun dengan gaya arsitektur yang unik seperti prasasti. Gedung ini juga dilengkapi silent-room bagi dosen dan mahasiswa yang sedang menulis laporan penelitian atau karya ilmiah lainnya. "Perpustakaan akan dilengkapi sistem ICT mutakhir yang menungkinkan pengunjung menikmati secara leluasa sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal, dan sebagainya," kata Gumilar.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2009/06/01/1/225016/perpustakaan-terbesar-di-dunia-seharga-rp110-m Saya pun sempat terkejut mendengar adanya wacana pembangunan perpustakaan ini (mungkin karena saya kurang begitu aktif di kampus). Tidak hanya itu, pagi ini saya pun melihat adanya sebuah pembangunan lagi yang dilakukan oleh pihak UI. Alhamdulillah, saya sempat mengabadikan moment ini.

Foto diatas merupakan perusahaan kontraktor yang akan membangun Gedung Seni UI serta Gedung Fasilkom UI.
Universitas Indonesia (UI) membangun dua gedung baru yaitu gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) dan gedung Sekolah Seteni dengan pemancangan tiang pertama oleh Rektor UI, Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri pada Senin (20/09), berlokasi di dekat Mesjid UI. Dalam acara tersebut, hadir Walikota Depok, Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc, pimpinan universitas dan pimpinan fakultas.

Sumber : http://www.ui.ac.id/id/news/archive/4611 Dalam hati saya berbisik bahwa mungkin inilah yang menjadi faktor tambahan kenapa kampus UI yang selalu membawa “Go Green” dalam kampanye ke masyarakat semakin hari semakin panas. Pembangunan jalur sepeda, pembangunan gedung perpustakaan, vokasi,  pembangunan gedung seni, fasilkom, telah mengorbankan lahan hijau UI. Hal ini sempat mendapatkan protes dari mahasiswa UI itu sendiri. Saya mencoba searching di google mengenai adanya pihak pro dan kontra terhadap kebijakan yang dilakukan oleh UI. Akhirnya saya menemukannya, berikut isinya.

Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mempertanyakan kebijakan kampus yang selalu menambah serta membangun gedung baru seperti perpustakaan terbesar, maupun gedung vokasi yang tengah dalam proses pembangunan. Menanggapi hal itu, pihak kampus UI mengklaim, tetap akan memperhatikan sisi aspek tata letak dan lingkungan.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2010/08/23/373/365541/bangun-banyak-gedung-ui-klaim-tetap-peduli-lingkungan Namun disini saya coba melihat dari kacamata masyarakat umum. Apakah pengorbanan yang telah dilakukan atas kebijakan UI sebanding dengan hasil yang didapatkan kelak ? Semoga dan kita berharap bahwa pembangunan-pembangunan ini tidak hanya menguntungkan segilintir pihak dan merugikan banyak orang (termasuk lingkungan) Sebagai warga masyarakat, saya sangat mengapresiasi kebijakan-kebijakan yang dilakukan UI untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa. Setiap kebijakan pasti ada pro dan kontra, namun bukan berarti pihak minoritas tidak mendapatkan tempat (suara) didalam kebijakan ini. Jangan sampai ada opini bahwa pembangunan infrastruktur tidak diikuti oleh pembangunan individu dan sosialnya. Karena jika itu benar terjadi, akan berakibat adanya kesenjangan sosial serta kerusakan lingkungan. Begitu bukan? atau hal ini sudah terjadi ya? Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun