Hari itu hujan turun deras membasahi bumi. Hujan merupakan kejadian alamiah dibumi ini, banyak manfaatnya yaitu untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan akan air mahkluk hidup. Dengan air hujan maka dapat menyuburkan tanah untuk menumbuhkan tanaman dengan air hujan pula maka berbagai jenis hewan dapat bertahan hidup hingga saat ini. “Ohh…hujann…hari ini kamu datang lagi…”, ucap binatang kecil berwarna hijau. “Green Caterpillar” namanya atau biasa disebut ulat berwarna hijau. Seperti hari-hari sebelumnya, Green selalu mengeluh akan datangnya hujan. Dia berfikir bahwa datangnya hujan dapat menghambat dirinya mencari rezekinya yaitu makanan. Iya, Green merasa hujan itu dapat menghambat dirinya karena selama ini dirinya terkenal dengan kemampuan memakan makanan begitu cepat sehingga bentuk tubuhnya lebih besar dibanding teman-teman lainnya. Selain dikenal suka mengeluh dan berbadan besar, Green juga dikenal sombong oleh teman-teman lainnya. Karena kemampuan yang dimilikinya, dedaunan atau rerumputan yang sedang dilahap oleh teman-temannya juga dilahap habis olehnya. “Heii Green! Cari makan yukk hari ini…”, ajak teman ulatnya yang lain dengan semangat. “Kita sudah cukup lama tidak mencari makan, jangan sampai kita kalah dengan ulat-ulat yang lain..”. “Uhhh..hari ini Aku tidur dulu ahh…hujan selalu membuatku malas…”, ucap Green. Hujan yang datang beberapa hari ini membuat si ulat berwarna hijau lebih banyak beristirahat dibandingkan teman-temannya. Toh, diapun tahu bahwa dirinya berbadan besar dan tinggal menunggu waktunya untuk dapat berubah menjadi kupu-kupu yang besar dan gagah. Musim Metamorfosis Hari demi hari berjalan hingga pada waktunya secara berasamaan musim metamorfosispun tiba. Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan (Wikipedia). Berbagai jenis hewan seperti serangga dan amfibi akan melewati tahap ini, termasuk “Green Caterpillar”. Umumnya proses menjadi ulat berlangsung selama 10 hari sebelum terbentuknya pupa atau kepompong dan selanjutnya menjadi kupu-kupu dewasa. Saat musim metamorfosis tiba, beberapa teman Green telah berubah bentuk menjadi pupa yang cantik. Bagaimana dengan Green ?? Tidak, dia belum berubah. Sebuah kejadian langka yang terjadi pada ulat spesis Monarch Butterfly. Bagaimana dengan Green ? Ia sendiri tidak panik, bahkan menyombongkan diri bahwa dirinya merupakan spesies khusus yang membuat dirinya berbeda dengan ulat-ulat yang lain. Purple Flower Sudah 10 hari semenjak teman-temannya Green berubah menjadi pupa, namun Green tetaplah sebuah ulat dengan tubuh yang besar. Kekhawatiranpun mulai timbul dalam benaknya Green. “Apakah Aku akan menjadi ulat yang gagal untuk berkembang?”. Pikirannegatif mulai memasuki pikiran Green, dia selalu memegang teguh bahwa dirinya merupakan ulat spesial yang akan menjadi kupu-kupu yang spesial pula. Kekhawatiran itu akhirnya menjadi rasa sedih yang mendalam bagi Green. Waktu 10 hari merupakan batas umum seekor ulat sebelum berubah menjadi pupa. Teman-temannya yang sudah 10 hari melewati masa menjadi pupa tinggal menunggu 4 hari lagi sebelum berubah menjadi seekor kupu-kupu. Dirinya tidak menyangka bahwa akhir hidupnya akan seperti ini. Tetes air mata mulai keluar dari tubuh yang besar itu, dirinya berdoa agar kelak hidupnya dapat menjadi pembelajaran untuk ulat-ulat yang lain. “Setidaknya seburuk-buruknya tindakan yang Aku lakukan, Aku dapat bermanfaat dengan memberi pelajaran agar binatang lain tidak meniru kesombonganku…” Tiba-tiba Green merasa rasa kantuk yang sangat dalam menghinggapinya. “Innalillahi wa innalillahi rojiun…” ucapnya.. Ternyata Sang Illahi punya rencana lain untuk ulat hijau ini, terbentuklah sebuah pupa yang besar dan cantik menyelimuti Green. Tidak terasa telah 14 hari terlewati dan keluarlah dari pupa tersebut seekor kupu-kupu yang gagah nan perkasa. Itulah kupu-kupu yang dulu dikenal dengan nama “Green”. Semua sudah diatur oleh Sang Khalik, telah disiapkan sebuah bunga yang tidak kalah cantiknya bernama “Purple Flower”. Bunga berwarna ungu ini memang telah menunggu kedatangan seekor kupu-kupu yang gagah. Hikmah : Sesungguhnya nikmat yang telah diberikan kepada si ulat hijau membuat dirinya semakin tinggi (sombong). Tak kala Sang Khalik berkata kun (jadilah) fayakun (maka jadilah), nikmat yang luar biasa itu dicabut dan diberikan rasa khawatir maka tidak ada gunanya lagi tubuh yang gagah dan paras yang indah itu. Sang khalik cinta kepada ulat hijau tersebut, oleh karenanya maka diberikannya cobaan agar si ulat sadar dan kembali kepada jalan yang benar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H