Sebuah surat berisikan kabar mundurnya tim nasional futsal putra Indonesia di ajang Sea Games 2017 telah dikirimkan oleh FFI kepada PSSI. Jujur saja, saya baru mengetahui kabar tentang mundurnya timnas futsal putra Indonesia ini dari sebuah artikel salah seorang penulis di Kompasiana tercinta ini pagi tadi karena saya memang tidak begitu up to date terhadap kabar terbaru dari dunia futsal Indonesia.Â
Meskipun saya seakan 'cuek' dengan kabar futsal Indonesia, absennya futsal Indonesia di ajang 2 tahunan ini menyita perhatian saya karena saya juga seorang pemain dalam olahraga ini walau tak sehebat seorang Runtuboy.
Setelah sedikit berselancar mencari kejelasan tentang kasus ini saya menemukan hipotesa inti permasalahannya berdasarkan opini saya pribadi, dimana letak permasalahannya ada pada pihak FFI. Mengapa FFI?
Melalui sebuah wawancara, asisten pelatih tim nasional Indonesia, Yori van der Torren menyatakan bahwa staff kepelatihan futsal putra Indonesia sejatinya telah siap untuk menyambut 31 pemain yang akan menjalani pemusatan latihan di Mataram, Nusa Tenggara Barat yang direncanakan bergulir sejak awal Juli lalu namun kekecewaan muncul akibat FFI yang tidak mengakomodasi hal tersebut.Â
Hal ini menyebabkan para pemain tidak dapat melangsungkan perjalanan akibat tiket perjalanan mereka tak dibayar oleh pihak FFI. Dengan waktu yang kian dekat dengan di mulainya ajang Sea Games 2017, Vic Hermans selaku juru taktik tim nasional Indonesia pun mengisyaratkan telah menyerah untuk mempersiapkan timnya karena belum adanya kejelasan terkait hal ini. Â
Kegalauan nasib futsal putra Indonesia di ajang Sea Games 2017 ini pun tercium gelagatnya oleh PSSI. Pihak PSSI pun coba melakukan langkah-langkah demi tetap bertandingnya tim nasional futsal putra Indonesia di ajang ini. Mereka bergerak cepat dengan memanggil pihak FFI untuk diajak berdiskusi membahas masalah ini.Â
Disisi lain, Vic Hermans yang seakan telah kehilangan gairahnya pada ajang Sea Games ini, menyatakan bahwa lebih baik tim nasional futsal putra Indonesia kini berfokus pada Asian Indoor yang dilaksanakan pada bulan September dan AFF pada November saja dibandingkan tetap bertanding pada Sea Games mengingat minimnya persiapan.
Cukup disayangkan karena nyatanya hingga kini pihak FFI belum sedikit pun membeberkan alasan mengapa mereka tidak mengakomodasi tim nasional putra Indonesia untuk melakukan pemusatan latiahan yang seharusnya telah menjadi tanggungjawab mereka. Hal ini membuat saya berspekulasi yang mengarah kepada adanya permasalahan internal pada tubuh FFI dan kecurigaan saya mengarah kepada kasus yang menjerat sang ketua umum.Â
Bungkamnya FFI ini kian memperburuk nasib tim nasional futsal putra Indonesia di ajang Sea Games ini yang mungkin saja pertanda kegagalan pertama mereka untuk unjuk kebolehan di ajang ini sejak cabang futsal dibuka pada Sea Games tepatnya tahun 2007 lalu menjadi kenyataan.Â
Namun, satu hal yang perlu kita ketahui, kegagalan tim nasional futsal putra Indonesia berlaga di ajang Sea Games tahun ini mungkin tidak sebesar hagemoni kasus e-ktp, namun nyatanya sebuah peluang untuk dapat mengharumkan nama Indonesia telah berhasil kita buang begitu saja karena sejatinya yang mereka wakili bukanlah PSSI ataupun FFI tetapi martabat dari Indonesia sendiri.Â
Cepat sembuh futsal Indonesia!