Mohon tunggu...
erick yunus
erick yunus Mohon Tunggu... -

manusia biasa yang banyak kekurangan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenaikan BBM Adalah Hal yang Wajar

4 November 2014   07:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:44 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin telah banyak yang mengulas soal mengapa BBM harus mengalami kenaikan harga, atau banyak juga yang menentang hal tersebut.

Saya pribadi hanya ingin menyampaikan pemikiran saya soal kenaikan BBM, sedikit masukan dan juga kritik bagi para pemegang roda pemerintahan di Indonesia. Semoga ada yang tertarik untuk membacanya ataupun memberi komentar.

Bagi saya kenaikan harga BBM yang akan diterapkan oleh pemerintahan saat ini, merupakan hal yang wajar. Karena pada dasarnya kenaikan tersebut adalah bentuk dari penghapusan subsidi BBM, yang selama ini menjadi beban pemerintah. Sangatlah tepat jika dikatakan bahwa yang menjadi penikmat subsidi tersebut sebagian besar adalah orang yang mampu, karena faktanya para penikmat subsidi BBM adalah mobil pribadi maupun sepeda motor.

Para pemilik dan pengguna mobil pribadi tentu menjadi penikmat subsidi BBM, padahal pada kenyataannya mereka tentu tergolong kedalam orang yang mampu, karena dapat membeli mobil pribadi. Jika banyak yang mengelak dengan mengatakan bahwa mereka membeli mobil agar dapat membantu meringankan beban mereka saat ingin bepergian bersama keluarga, tentunya hal tersebut hanyalah alibi yang dipaksakan demi memuaskan keinginan pribadi. Mereka tidak berhak mengatasnamakan rakyat kecil yang tertindas akibat dampak kenaikan harga BBM, karna rakyat kecil tentunya memikirkan menu makan hari ini saja sudah sulit, apalagi memikirkan untuk beli mobil supaya mempermudah mereka bertamasya bersama keluarga.

Para pemilik sepeda motor merupakan golongan menengah yang terjepit dalam situasi ini. Kebanyakan dari mereka tentunya membeli sepeda motor supaya meringankan biaya serta menghemat waktu untuk dapat pergi ke sekolah, kampus, ataupun tempat kerja. Namun, sebagian besar pemilik sepeda motor menjadi sangat manja dan membuat mereka menjadi boros dalam menggunakan BBM. Kita tentu pernah menggunakan sepeda motor untuk pergi ke tempat-tempat yang jaraknya relatif dekat, yang bisa di tempuh dengan jalan kaki, dan hal itu tidak jarang kita lakukan. Banyak hal yang sebenarnya kita lakukan dengan sepeda motor yang bukan bertujuan untuk menghemat biaya kita dalam melakukan perjalanan, tapi justru hanya ingin mempermudah mobilisasi kita.

Hal-hal tersebut yang saya rasa dapat menjelaskan bahwa pada dasarnya kenaikan harga BBM adalah hal yang wajar.

Namun, kenaikan BBM tidak bisa dilakukan tanpa diikuti dengan penanggulangan akan kenaikan harga barang-barang, karena sudah pasti dengan kenaikan harga BBM, maka biaya distribusi juga meningkat dan mengakibatkan harga jual menjadi semakin tinggi. Tapi hal tersebut saya rasa hanyalah akal-akalan mereka yang sebelumnya mendapat keuntungan besar, lalu setelah kenaikan BBM, keuntungannya menjadi terpangkas walau tidak sampai 50%.

Untuk menanggulangi kenaikan harga-harga barang, terutama kebutuhan pokok, saya rasa pemerintah dapat melakukan beberapa hal. Seperti misalnya mendirikan koperasi-koperasi di berbagai daerah yang membeli barang-barang kebutuhan pokok dari petani setempat atau daerah sekitar, kemudian menjualnya kembali dengan harga yang terjangkau. Dengan begitu kehidupan para petani menjadi sedikit lebih baik, jika dibandingkan apabila mereka harus menjual barang hasil panen mereka kepada tengkulak yang membeli dengan harga yang sangat murah. Tentunya hal tersebut harus dibarengi dengan pembasmian para mafia-mafia yang bekerja di sektor pertanian serta perbaikan kualitas tanaman yang dapat dihasilkan oleh para petani lokal.

Sektor transportasi adalah sektor yang cukup sulit diperbaiki, karena sistem kepemilikan perorangan ataupun pengelolaan trayek dan pekerja yang masih cukup berantakan, membuat transportasi Indonesia sulit untuk dibenahi. Mikrolet, yang rata-rata dimiliki oleh perorangan, yang hanya memikirkan setoran namun tidak memperdulikan bagaimana para supirnya bekerja, yang menimbulkan kemacetan ataupun membuat para penumpangnya terlambat sampai tujuan. Hal tersebut yang membuat para penumpang enggan menggunakan jasa angkutan tersebut. Bus/Patas yang pengelolaan pekerjanya masih semrawut, menimbulkan permasalahan serupa dengan Mikrolet. Transjakarta yang dikelola dengan cukup baik, namun belum memiliki pengawasan ketat serta fasilitas yang memadai membuat para penumpang kembali memilih menggunakan kendaraan pribadi. Kereta Api yang masih kerap kekurangan Armada, terutama pada jam kerja juga menjadi alasan mengapa masyarakat kembali menggunakan kendaraan pribadi. Apabila sistem transportasi dikelola oleh grup atau perusahaan, maka subsidi untuk sektor transportasi umum akan lebih mudah. Cukup dengan memberikan Voucher potongan harga bagi setiap Armada yang dapat digunakan untuk membeli BBM, maka mereka tidak lagi mempunyai alasan untuk menaikkan tarif.

Kebutuhan lain atau kebutuhan pelengkap adalah kebutuhan yang seharusnya disesuaikan dengan taraf hidup manusia tersebut. Namun jika berbicara soal manusia, maka sudah tentu mereka tidak pernah puas akan apa yang mereka dapat, sehingga kebutuhan mereka terus meningkat dan seakan pendapatan mereka masih saja kurang. Padahal jika dibandingkan dengan rakyat kecil yang sering dijadikan acuan, ada perbedaan yang signifikan terkait soal pendapatan.

Apabila pemerintah mengalihkan subsidi BBM menjadi subsidi bagi kebutuhan-kebutuhan yang dirasa vital bagi masyarakat dan ditransparasikan alokasinya kepada masyarakat, maka saya rasa kenaikan BBM tidaklah mempengaruhi kehidupan masyarakat/daya beli mereka. Namun kembali ke persoalan utama Negara ini, yaitu para pejabat yang terlibat di dalamnya, yang tidak lepas dari bahaya laten korupsi, yang akan mempersulit kelancaran dari langkah-langkah pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun