Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi sangat pesat di tengah kehidupan masyarakat. Hampir seluruh masyarakat sudah tidak asing lagi dengan hal-hal seperti smartphone, laptop, komputer, WiFi, dsb karena dalam kehidupan sehari-harinya, barang-barang tersebut memberikan kemudahan bagi mereka dalam mengakses banyak hal, tak terkecuali bagi anak-anak maupun remaja di Indonesia. Hampir seluruh anak di tiap keluarga di Indonesia tidak pernah melepaskan gadget dari tangannya. Hal ini tentunya memiliki dampak, baik secara positif maupun negatif, terhadap perkembangan dan pola pikir anak yang seterusnya mengacu pada perilaku anak itu sendiri.
Sebagai negara dengan budaya Timur, masyarakat Indonesia tentu saja menjunjung tinggi nilai etika dan moral dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, kemajuan teknologi yang ada malah menjadikan banyak anak muda Indonesia beranjak untuk meninggalkan nilai-nilai tersebut sehingga terjadi penurunan nilai moral dan etika di kalangan anak muda Indonesia. Dari paparan di atas, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penurunan nilai moral pada anak sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti, faktor penyebab penurunan nilai moral dan etika, dan contoh dari perilaku yang dianggap menunjukkan penurunan nilai moral dan etika anak muda indonesia.
Anak merupakan aset sumber daya manusia yang akan membawa kebermanfaatan bagi kehidupan keluarga hingga bagi kehidupan bangsa dan negara. Anak juga yang akan melanjutkan kehidupan suatu keluarga di masa mendatang. Berbicara soal anak, setiap anak pasti memiliki ciri khas unik tersendiri dalam diri mereka, seperti memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap segala hal, hingga memiliki pertanyaan maupun sifat-sifat yang sulit dijelaskan oleh orang dewasa. Oleh karena itu, anak memerlukan adanya pengawasan dan pengarahan dari orang tua serta lingkungannya supaya mampu mengatur pola pikirnya dan mampu mengembangkan perilaku-perilaku positif sesuai tata nilai kehidupan di lingkungan tempat tinggalnya, termasuk pada nilai kesopanan dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga. Pentingnya pendidikan moral yang diajarkan kepada seorang anak, akan memberikan pengaruh positif terhadap karakter serta moral anak di sepanjang hidupnya ketika sedang berinteraksi dengan manusia lainnya.
Etika secara etimologi, berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yakni Ethos dan ethikos yang memiliki makna sifat, watak, atau kebiasaan. Sedangkan moral memiliki makna adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan, tabiat, dan cara hidup. Etika dan moral selalu berdampingan dan saling melengkapi sikap dalam kehidupan manusia. Secara terminologi, etika dapat dikatakan sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata lainnya yaitu teori tentang nilai. Sesuai dengan definisinya tersebut, etika dan moral yang mengatur kehidupan berperilaku manusia di lingkungan sekitarnya.
Unit terkecil yang mengajarkan manusia untuk memiliki etika dan moral yang baik adalah unit keluarga. Dalam proses menjadi manusia dewasa dengan etika yang baik, maka usia kanak-kanak menjadi usia yang tepat untuk menanamkan ajaran etika dan moral yang beradab. Terlebih di zaman yang serba maju seperti saat ini, dengan globalisasi yang sangat pesat, memberikan beberapa pengaruh eksternal pada etika dan moral anak terhadap sekitarnya, khususnya dalam lingkup keluarga. Generasi anak saat ini, dapat disebut dengan generasi alpha ataupun generasi Z yang mencakup para remaja dan anak usia dini yang pertumbuhannya beriringan dengan kemajuan teknologi komunikasi dan gadget. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan pula bagi orang tua dalam menanamkan dan memberikan pengajaran etika dan moral pada anak generasi tersebut.
Kemajuan teknologi komunikasi yang tinggi dan pesat memberi dampak pada perkembangan anak. Dengan adanya teknologi, tercipta kemudahan dalam mengakses segala sesuatu sehingga hal tersebut memberi kebebasan pada anak untuk melihat dunia global secara luas hanya dengan melalui teknologi. Tentunya perbedaan budaya, bahasa, nilai etika, serta moral terpapar dalam rangkuman teknologi komunikasi masa kini. Perbedaan kebudayaan global dengan budaya dan etika moral asli Indonesia memberikan dampak perubahan etika dan moral pada anak apabila tidak bijak dan tanpa pengawasan orang tua dalam menggunakan teknologi. Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi komunikasi saat ini sedikit banyak telah mengubah karakter dan moral Bangsa Indonesia yang menyerang generasi Alpha, Gen Z, ataupu Generasi Millenial. Melalui teknologi komunikasi berupa media sosial, anak-anak dapat terpengaruh mulai dari cara berkomunikasi, tata krama, hingga bahasa yang digunakan. Bahkan tidak jarang di kota-kota besar di Indonesia anak usia dini lebih mampu berbicara Bahasa Inggris dibanding dengan Bahasa Daerahnya atau bahkan bahasa negaranya, Bahasa Indonesia. Beberapa sikap dan sifat anak generasi saat ini juga sudah banyak yang melenceng dengan aturan serta nilai etika moral Bangsa Indonesia.Â
Teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini berkembang sangat cepat dan semakin canggih. Perkembangan ini tentunya membawa perubahan yang begitu besar pada kehidupan manusia. Kemajuan ini sangat berdampak pada komunikasi interpersonal karena kecenderungan melakukan komunikasi melalui gadget atau smartphone yang teraplikasi dengan berbagai situs jejaring sosial, seperti Instagram, Facebook, Email, Whatsapp, Line, Youtube, dan Tiktok. Selain itu, adanya aplikasi game online juga sangat menarik perhatian anak-anak zaman sekarang. Hal ini tentunya memberikan pengaruh terhadap perilaku moral anak dalam keluarga. Bermain gadget secara berlebihan akan memberikan dampak buruk sehingga menyebabkan menurunnya nilai moral pada anak di dalam keluarga. Ketika anak bebas bermain gadget, mereka bisa menemukan video-video yang tidak pantas untuk dilihat dan anak pun bisa menirukan apa yang sudah mereka lihat sehingga video tersebut menjadi contoh yang tidak baik bagi perilaku anak. Selain itu, game online juga sangat berpengaruh pada perilaku moral anak. Ketika anak sudah asyik bermain game online, mereka akan melupakan segalanya. Anak akan menjadi lebih emosional dan memberontak terhadap keluarga karena merasa sedang diganggu. Ketika salah satu anggota keluarga menyuruh mereka berhenti, anak akan cenderung bersikap membela diri dan marah, mereka akan melawan bahkan sampai melakukan kekerasan. Anak akan malas melakukan rutinitas sehari-hari dan akan berani berbohong serta mencuri-curi waktu untuk bermain game. Adanya games yang berbau kekerasan juga bisa menyebabkan anak menirunya sehingga terjadi penurunan moral pada anak.Â
Namun, ketika gadget digunakan secara tepat dan bijak, akan memberikan pengaruh baik bagi perkembangan anak. Adanya gadget bisa membantu anak dalam bidang pendidikan, anak akan belajar cara menyusun strategi, anak menjadi lebih kreatif, serta adanya gadget membuat orang tua dapat memantau pergaulan dan perkembangan anaknya. Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting dengan memberikan contoh yang baik dalam penggunaan gadget bagi anak. Jika anak sudah terlanjur dengan gadget-nya, orang tua dapat melakukan pendekatan dengan memberikan hiburan kebersamaan yang dapat membuat anak lupa dengan gadget-nya. Sebagai orang tua seharusnya dapat membatasi penggunaan gadget pada anak agar daya kembang anak dapat berkembang dengan baik dan menjadi anak yang aktif, cerdas, dan kreatif sehingga penurunan moral pada anak akibat perkembangan teknologi dapat dihindari.Â
Secara garis besar, anak merupakan sebuah aset dan memiliki peran yang krusial terhadap kualitas sumber daya manusia kedepannya. Pengawasan dan perhatian dari orang tua terhadap lingkungan dimana seorang anak tumbuh dan berkembang akan mempengaruhi pendidikan moral dan etika seorang anak. Karena sejatinya, nilai moral dan etika adalah nilai mutlak yang harus dimiliki seorang individu, terutama seorang anak dimasa awal perkembangannya. Â Arus perkembangan globalisasi yang tidak terbendung secara tidak langsung akan mempengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku yang tak terduga. Pelindung awal mereka, orang tua, harus serius dalam menindaklanjuti hal tersebut. Terkesan sepele namun bisa menjadi pengaruh yang besar untuk kedepannya. Pembatasan penggunaan teknologi harus ditegaskan, karena informasi yang hadir dalam perkembangan TIK pada era globalisasi tidak bisa disaring dengan mudah. Pengaruh budaya luar dan tidak ada batas informasi tersebut yang memberi keleluasaan kemajuan teknologi untuk mempengaruhi perkembangan komunikasi seorang anak. Maka sejak dini peran orang tua untuk memberi arahan, bimbingan serta teladan kepada anak harus diberikan secara bijak dan proporsional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H