Mohon tunggu...
Erica Yin
Erica Yin Mohon Tunggu... -

Indonesian. Chinese. Educator. Vegetarian. Backpacker. Social Activist. ericayin93.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Yuk Donasikan Rambut!

24 Maret 2017   15:37 Diperbarui: 24 Maret 2017   15:47 5760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kita sering mendengar bahwa “Every blood donor is a Hero!”. Jika para pendonor darah adalah pahlawan, bagaimana dengan pendonor rambut? Hah?! Bingung kan??? Istilah donor rambut mungkin masih terasa asing dan membuat kening kita berkerut.

Memang harus diakui bahwa mendonorkan rambut tidak sepopuler mendonorkan darah, namun bukan berarti tidak ada yang melakukannya. Bagi seorang wanita, rambut memang sebuah mahkota. Banyak di antara kita yang rela mengeluarkan banyak uang demi mempercantik rambut. Bahkan, beberapa di antaranya dengan sengaja mengubah gaya rambut yang membuat mereka terlihat semakin cantik. Dan, rata-rata kita lebih suka dengan rambut panjang dan indah.

September 2015 lalu, saat saya sedang iseng didepan laptop, saya mencoba mencari bahan bacaan tentang bagaimana prosedur mendonorkan organ saat ketika kita meninggal, lalu tidak puas dengan hasilnya, saya coba mengetik sebuah kalimat “Menjadi pendonor ketika masih hidup”.  Saya membaca banyak artikel yang menjelaskan tentang apa saja yang bisa kita berikan saat kita masih hidup. Selain darah, mata dan ginjal ternyata ada yang lain yakni rambut, hal sepele yang ternyata malah bisa kita pergunakan untuk membantu orang berkali-kali selama kita masih hidup.

Kalau kita punya rambut sehat ternyata selain berguna untuk diri sendiri juga dapat berguna untuk orang lain karena kita bisa mendonorkan rambut kita untuk orang lain. Kepada siapa rambut kita diberikan?  Banyak lembaga yang menerima donor rambut lalu akhinya rambut-rambut itu diproses menjadi wig / rambut palsu. Rambut palsu yang berasal dari human hair ini bisa dipergunakan menjadi dua kegunaan, yang pertama adalah dikirim kepada pembuat wig lalu dibuat menjadi rambut palsu dan diberikan kepada anak-anak atau wanita yang kehilangan rambutnya akibat kanker atau penyakit medis lainnya. Mereka benar-benar ingin menjadi wanita normal seperti yang lainya namun dia tidak bisa karena penyakitnya tersebut. Atau bisa juga wig tersebut dijual dan profitnya disumbangkan untuk yayasan yang membantu biaya pengobatan penderita kanker tidak mampu.

Ketika kita  menyumbangkan rambut, kita memberikan hadiah yang berharga untuk seorang wanita yang membutuhkan. Siapa pun bisa menyumbangkan rambut, anda tidak akan pernah menyesal membantu orang yang membutuhkan. Setelah membaca beberapa artikel, saya tertarik juga mendonasikan rambut saya untuk anak-anak dan wanita yang kehilangan rambutnya. Namun, rambut saya saat itu tidak begitu panjang, sehingga saya kesulitan mencari organisasi yang bisa menerima rambut saya. 

Setelah beberapa lama mem-browsing, akhirnya menemukan sebuah lembaga yang bisa menerima donasi rambut saya. Lembaga yang saya pilih adalah Pantene Beautiful Lenghts. Ada beberapa hal yang harus saya lihat dan pelajari sebelum mendonasikan rambut. Tentu saya akan membagikan info-info mengenai donasi rambut ini kepada teman-teman! Saya bahkan berhasil mengajak beberapa teman untuk ikut mendonasikan rambut mereka, saya mengirim 3 ikat pony tail untuk yayasan Pantene Beautiful Lenghths ini.

Sebelum memotong rambut dan mengirimkannya, pastikan bahwa kita memeriksa persyaratan sumbangan amal pilihan kita. Secara umum, panduan berikut yang umum untuk semua organisasi yang menerima rambut:

·        Rambut harus diikat pony tail  atau kepang dan dipotong di atas karet pony tail.

·      Persyaratan panjang sumbangan bervariasi dari delapan inci sampai 12 inci.  Pantene Beautiful Lenghts menerima donasi rambut minimal 8 inchi / 24 cm.

·         Rambut harus bersih dan kering saat dikirim.

·         Rambut tidak diwarnai, bleaching atau beruban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun