Myanmar benar-benar salah satu negara di Asia Tenggara yang paling indah dan ku impikan untuk dikunjungi. Aku bermimpi menginjakkan kaki di negeri ini sejak 2 tahun yang lalu dan akhirnya aku berhasil! Setiap sudut begitu indah bahkan dengan kamera ponsel samsung, saya  dapat menangkap gambar yang benar-benar indah!
Myanmar adalah tempat yang terasa belum diselidiki di beberapa sisi namun juga benar-benar dibanjiri oleh wisatawan pada sisi lainnya. Saya selalu ingin menemukan diriku di tempat yang baru, suatu tempat yang jauh dari keramaian dan tempat yang terasa otentik. Untungnya, hanya dibutuhkan satu momen bagiku untuk menemukan diriku dalam budaya kuno yang menakjubkan ini. Dengan pagoda terbaik dan reruntuhan barat dari Angkor Wat, aku harus banyak mengeksplorasi! Sangat penting saat bepergian di seluruh dunia untuk menemukan tempat untuk diri sendiri. Sebuah tempat di mana buku panduan tidak selalu akurat menggambarkan permata tersembunyi .
Myanmar adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia di mana cara hidup di pedesaan tetap sama, tampaknya tak tersentuh oleh perkembangan dunia barat. Sangat menakjubkan bahwa tempat dapat mempertahankan budaya yang kaya dan sakral ketika salah satu negara tetangganya menjadi yang paling banyak dikunjungi di dunia, Thailand - Myanmar adalah dalam keadaan perubahan namun, dan itu tidak akan tetap seperti ini selamanya!
Jadi, ini adalah rencanaku pada awal perjalanan dan seperti biasa itu mungkin berubah jika diperlukan! Medan - KL - Yangon - Kyaktiyo - Hpa An - Yangon - Mandalay - Amarapura - Inle Lake - Hsipaw - Pyin Oo Lwin - Bagan - Mrauk U - Naypyidaw - Pyay - Yangon - KL - Medan.Â
Namun, akhirnya rencana itu berubah menjadi Medan – KL – Yangon – Kyaiktiyo – Hpa An – Mandalay – Amarapura – Sagaing – Mandalay – Pyin Oo Lwin – Mandalay – Kalaw – Nyaung Shwe (Inle Lake) – Bagan – Monywa – Yangon – Bago – Yangon – KL – Medan.
Silahkan lihat seluruh foto perjalanan melalui Facebook
Selama 24 hari dengan biaya USD550 aku berhasil menjelajahi Negara Myanmar walau tidak secara keseluruhan. Aku menginap di hostel, menggunakan transportasi umum dan menginap di Wihara juga berinteraksi sebanyak mungkin dengan penduduk lokal! Orang-orang ramah Myanmar pasti menjadi sorortan dari perjalanan ini.
There are many blog posts floating around the web about travel in Myanmar, and nearly all of them are the same. I found Myanmar to be the most authentic, untouched and special of them all.  But don’t get too excited, because that is going to change VERY soon! Kamu tidak akan menemukan merk-merk barat seperti McDonald, Wifi does exist, but it’s terribly slow! I repeat, the wifi in Myanmar is the same speed as dial-up internet from the 1990s! HAHAHAHA!
Bahasa Burma benar-benar terlihat keren, tapi telingaku tidak bisa memahami apa-apa ketika aku mendengar itu diucapkan. Hurufnya terlihat seperti sekelompok "C" dan "O" dan berlekuk-lekuk yang digabungkan. Aku sarankan belajar kata-kata dasar seperti "Ming-la-ba" yang berarti "Halo/Hai," dan "Je-su-ba" yang berarti "Terima kasih."
Mode Barat sepertinya belum menggapai bagian dari dunia warga Myanmar, jadi jangan terkejut jika menemukan laki-laki memakai rok disebut longyi, rok panjang dari pinggang hingga pergelangan kaki mereka, berwarna-warni ini berasal dari agama Buddha, yang merupakan salah satu akar yang kuat di Myanmar. Â Wanita memakai pasta kuning di wajah mereka yang dilukis dengan pola; ini disebut thanaka dan melindungi kulit mereka dari sinar matahari. Kamu juga akan melihat sejumlah biarawan berjalan di jalan-jalan dan di sekitar pagoda. Mereka sangat rendah hati dan ramah. Jika kamu menyapa mereka, mereka akan ramah dan tersenyum kembali padamu.
Kebanyakan pria Myanmar terus mengunyah campuran tembakau merah dan pinang di mulut mereka sehingga noda gigi mereka warna merah. Jangan panik ketika kamu melihatnya. Tapi aku bisa memperingatkanmu untuk menghindari tanda bercak merah di atas tanah yang merupakan hasil ludah dari mulut mereka. Ini benar-benar di mana-mana dan itu menjijikkan!