Pemimpin global yakin bahwa pasar tidak hanya terbatas dalam satu wilayah atau negara, tetapi dapat menembus jauh melewati batas-batas wilayah atau negara. Pemimpin global harus menyukai kegiatan traveling, mampu meletakkan kehidupan pribadi dan pekerjaan dalam sebuah kerangka yang lebih luas, dan memahami prioritas masyarakat lokal yang beragam.
Dalam sebuah organisasi, pola pikir global tidak cukup hanya dimiliki oleh pemimpin, sedangkan anggota tim masih gagap dan tidak berani bergerak ke luar. Pertanyaannya, apakah Anda harus melakukan perjalanan ke luar negeri, mempelajari bahasa asing, dan bergaul dengan orang asing untuk membentuk pola pikir global?
Jawabannya tentu saja tidak. Beberapa langkah berikut bisa Anda tempuh untuk mengembangkan pola pikir global.
Pertama, Anda perlu mendalami budaya dan nilai-nilai yang Anda anut. Bila Anda sendiri tidak menyadari, mengenali, atau sadar terhadap budaya sendiri, bagaimana bisa memiliki kerangka untuk mempelajari budaya orang lain?
Kedua, pertanyakan ciri kepribadian Anda. Anda bisa memulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti "apakah Anda memiliki rasa ingin tahu terhadap budaya?", "apakah Anda memiliki self-awareness yang kuat?", "apakah Anda cukup bisa merasa dan peka terhadap perasaan orang lain?", dan "dapatkah Anda menerima hal-hal yang ambigu dan kompleks?".
Ketiga, pelajari tempat kerja dan bisnis di berbagai negara lain. Setelah itu, bandingkan dengan harapan Anda mengenai situasi ideal bisnis yang dijalankan. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan ide yang benar-benar segar dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bila ketiga hal di atas sudah dipersiapkan, barulah Anda siap untuk membina hubungan secara interkultural, mengembangkan strategi, dan siap untuk bersikap fleksibel dalam merambah dunia luar.
Erica Lin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H