Mohon tunggu...
Erica Donna Tampubolon
Erica Donna Tampubolon Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka membaca dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadilah Kuat

21 Desember 2022   15:52 Diperbarui: 21 Desember 2022   16:04 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan,, hujan adalah sebuah titik air yang mengalir membasahi bumi. Aku, terpaku melihat aliran air hujan yang turun. Ku pandang, sekeliling begitu sepi. Tidak ada anak-anak bermain. Beberapa lama kemudian, seorang anak sedang berjalan di derasnya hujan.  Anak itu dari kejauhan terlihat bahagia, ternyata bukan sebuah kebahagian. Hanya sebuah tangisan yang diluapkannya di derasnya hujan. Anak itu terlihat sedih bahkan menangis. Sambil terduduk, anak itu mengoiwi di tanah, dimana kebahagianku ? Apakah masih ada kebahagiaan tersisa buatku ?Kenapa aku harus hidup sendiri. Jika aku dilahirkan hanya untuk hidup sendiri, tidak adakah orang yang bisa menemaniku,membantuku,bahkan tempat untuk bersandar disaat aku menbutuhkan sebuah penghiburan ?? (Pertanyaan dari si anak).

..

Saat itu aku bingung, kenapa anak itu menuliskan pertanyaan seperti itu?. Lalu aku menghampirinya dan bertanya," Apakah dengan menuliskan pertanyaan di tanah ini bisa mengurangi kesedihan yang ada di hatimu ?". Lalu anak itu menjawab, " Aku punya teman tetapi aku merasa tidak punya teman, aku punya keluarga tetapi aku seperti tidak punya keluarga. 

Aku tidak berani mengungkapkan kesedihanku dengan siapa pun karena aku menganggap masalahku cukup aku yang tahu dan tidak akan bisa dimengerti oleh orang lain. Lalu aku membiarkan anak itu mengungkapkan isi hatinya walaupun tanpa disadarinya, anak itu sudah mulai menceritakan isi hatinya.  Sambil bertanya, terus seberapa kuat tulisan yang ada ditanah itu mampu mempertahankan pertanyaan yang kamu buat tersebut ? " sejenak anak itu berpikir. Lalu menjawab," 

Selagi tidak ada yang berusaha menghapusnya, tulisan itu akan ada. Lau bagaimana jika hujan yang menghapusnya ? Lalu anak itu sejenak berpikir lagi tanpa mengatakan apapun. Lalu aku mengatakan," seberapa banyak masalah yang sedang terjadi, jika tidak diselesaikan maka masalah itu akan terus bertambah, jika kamu hanya menuliskan nya ditempat yang sudah terhapus, maka pertanyaan itu tidak akan pernah terjawab. Anak itu pun mulai berpikir  dan kali ini, anak itu bertanya kepada ku. Kenapa demikian? 

Lalu aku merespon dengan memberikan sebuah perumpamaan,, Hujan sering mengalir kmana saja. Hujan tidak peduli arah alirannya, apakah harus melewati batu yang tajam, tanah yang lembut, melewati dataran yang tinggi, atau celah-celah yang terkecil sekalipun. Seandainya hujan seperti kita, hujan akan sama dengan kita. Kenapa harus mengalir ditempat yang tidak disukainya seperti melewati batu yanh tajam maupun celah-celah kecil sekalipun? Tapi sayangnya, hujan tidak bisa memilih. Lain hal nya dengan kita sebagai manusia, kita tidak menginginkan dilahirkan dengan keluyang tidak harmonis, tidak mau hidup miskin, mau pun hidup dalam kesepian. Tetapi apakah kita bisa memilih ? ( anak itu pun mulai memandangiku dengan penasaran ). 

Tentu saja kita punya pilihan, Jika kita mau seperti hujan maka kita akan menjadi orang yang hebat karena kita mampu mengalir kmana saja tanpa memandang masalah yang kita hadapi. Hujan terus mengalir, karena hujan tahu,  setitik air akan mampu memberikan manfaat yang besar teehadap air yang turun melewati apa saja. Begitu juga kita, yang dibekali oleh akal yang sehat maka akan ada banyak seribu cara untuk melewati masalah yang sedang kita hadapi. Boleh menangis, tetapi menabgislah untuk mempersiapkan hati untuk lebih kuta mengahadapi setiap tantangan yang ada. Anak itu pun langsung bangkit untuk menghapal masalah yang anak itu hadapi . Hidup nya jadi lebih bersemangat. "

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun