Mohon tunggu...
Erica AuliaWidiani
Erica AuliaWidiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer - Content Creator - Businesswoman

Nama Lengkap : Erica Aulia Widiani | Seorang mahasiswa, menyukai tulis menulis dan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merasa Sulit di Umur 20? Baca Ini!

6 Juli 2021   06:26 Diperbarui: 6 Juli 2021   15:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umur 20 merupakan umur dengan banyak kejutan. Hal-hal yang belum pernah dilalui mulai satu-persatu muncul menampakkan diri, seperti menampar kesadaran kita untuk bangun sambil bilang, "Hey sadar, kamu sudah dewasa sekarang". Mata seperti dibuka lebar untuk menyadari dan menerima hal-hal baru tersebut. Bahkan, sesuatu yang dulunya terlihat menyenangkan, sekarang sebaliknya. Bisa jadi menyebalkan, atau bahkan mengerikan.

Umur dua puluh ini, aku sudah hampir menyelesaikan semester empatku. Mulai menghabiskan waktu dengan bekerja, tidak lagi rebahan bermain hp sambil berangan-angan lagi. Rasa capekku yang semula muncul karena tidak melakukan apa-apa, kini digantikan dengan capek karena banyak kegiatan yang harus dilakukan. Orang-orang mulai muncul dan hilang. Konflik dalam beberapa segi. Overthingking. Krisis jati diri dan masih banyak lagi. Tapi dari semua masalah itu, aku mulai banyak belajar dan menyadari sesuatu. 

Ternyata dari banyak masalah yang lewat, aku bisa belajar untuk bisa mengontrol diriku dari emosi yang diakhir menimbulkan penyesalan. Belajar untuk mengendalikan ego dan menempatkannya di waktu-waktu yang tepat. Belajar mengikhlaskan apa-apa yang sudah lewat dan terkadang menyakitkan. Belajar membuat batasan bagi orang-orang yang "mengambil" banyak dari kita tanpa tahu diri. 

Belajar sadar kalau rasa sakit dari masalah yang timbul akan lewat, seperti halnya kebahagiaan yang datang akan lewat juga. Belajar untuk mengerti bahwa sandaran paling tepat bukanlah pada sesama makhluk, tapi kepada pemiliki makhluk itu sendiri, dan masih banyak lagi.

Terkadang aku merasa menyesal ketika mengingat kesadaranku tentang hal-hal itu muncul setelah umurku 20 tahun. Tapi aku selalu kembali membuat benteng untuk meyakinkan diri bahwa terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali. Toh, melakukan kesalahan di awal malah akan memberikan pemahaman yang lebih baik. Daripada paham lebih awal tapi tidak melakukan kesalahan apapun sebagai pembandingnya.  

Hari-hari yang dulu mungkin terasa begitu menyenangkan, kini bisa berubah menjadi tiba-tiba menyebalkan, atau mencekam. Pagi hari ketika bangun, yang dulu ucapan selamat pagi Ibu selalu menyambut. Kini tumpukan dateline tugas, ingatan tentang masalah hari kemarin, dan lain-lain yang menghambur tanpa bilang permisi atau salam dulu.

Ya, inilah yang kusebut dengan perkembangan. Semakin bertambah umur, semakin diri dihamtam dengan hal-hal semacam ini agar juga ikut berkembang. Dan aku mulai terbiasa dengan itu. 

Aku bersyukur bisa melewatinya, walau kadang harus dengan merangkak. Tidak ada yang sulit dalam hidup, yang sulit adalah ketika kita tidak mau menerima dan belajar agar jadi lebih baik untuk memahami hal-hal yang datang.

Kalau kamu mungkin sekarang sedang di umur 20, dan mengalami hal yang sama. Jangan khawatir, banyak orang yang mengalami masa sulit sepertimu. Kesulitan itu tidak akan menjadikanmu lemah, walau kamu kadang harus menghadapinya dengan menangis pun dengan sambat. Hasilnya akan tetap berada di akhir, yang menentukan adalah proses yang kamu pilih untuk menuju ke sana. Jadi, tetaplah jadi yang terbaik dengan semangat yang kamu miliki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun