Jejak Langkah Sang Bapak Bangsa
1940
Gus Dur lahir 7 September 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.
1944
Gus Dur pindah ke Jakarta, karena ayahnya terpilih menjadi ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masumi).
1945
Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada disana selama perang kemerdekaanIndonesia melawan Belanda. Pada akhir perang 1945,
1949
Gus Dur kembali ke Jakarta. Gus Dur belajar di Jakarta, masuk SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Gus Dur terus tinggal di Jakarta dengan keluarganyameski ayahnya tidak menjadi Menteri Agama pada 1952. Pada April 1953, ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.
1954
Gus Dur masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Ia tidak naik kelas lalu ibunyamengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan.
1957
Gus Dur pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. Dia menyelesaikan pendidikan Pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun).
1959
Gus Dur pindah ke Pesantren Tambak Beras di Jombang, dia juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai guru dan akhirnya sebagi kepala sekolah madrasah. Gus Dur juga bekerja sebagai jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.
1963
Gus Dur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al – Azhar di Kairo, Mesir. Lalu pada tahun 1965 Gus Dur bekerja di Kedutaan Besar Indonesia di Mesir, ketika peristiwa Gerakan 30 September (G30S) terjadi. Kedutaan Besar Indonesia di Mesir diperintahkan untuk melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan kedudukan politik mereka. Perintah ini diberikan kepada Gus Dur yang ditugaskan menulis laporan. Gus Dur mengalami kegagalan di Mesir, peristiwa G30 sangat mengganggu dirinya.
Tulisan selanjutnya bisa dilihat di artikel
Gus Dur: Perjalanan Guru Bangsa
http://eriassumarna.blog.friendster.com/2009/12/gus-dur-perjalanan-guru-bangsa/
(Sumber bacaan , Seputar Indonesia, halaman 3, Kamis 31 Desember 2009; Media Indonesia halaman 2, Kamis 31 Desember 2009)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H