Halo sobat kompasiana, bagaimana kabarnya? Semoga para sobat kompasiana dalam keadaan sehat yaa. Pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan informasi tentang grooming online terhadap anak kecil. Apa sih grooming itu oke langsung saja kita masuk kedalam pembahasannya.
Grooming, apasih groming itu? Apakah sobat kompasiana tau apa itu grooming?, grooming merupakan suatu proses dimana seorang individu yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa untuk membangun kepercayaan dan kedekatan emosional dengan seorang anak atau remaja dengan tujuan untuk mengeksploitasi atau pelecehan. Proses ini biasa dilakukan secara bertahap yang melibatkan manipulasi psikologis kepada anak untuk memberikan rasa nyaman, menurunkan kewaspadaan mereka, dan menghilangkan batasan-batasan antara pelaku dan korban.
Dalam konteks online, grooming biasanya terjadi melalui media sosial, aplikasi pesan, atau platform game. Pelaku biasanya memulai aksinya dengan memberikan pujian, perhatian, hadiah, dan seetelah itu pelaku mulai beralih topik secara perlahan-lahan kearah yang lebih pribadi atau seksual. Salah satu strategi umumnya ialah membuat korban merasa spesial dan memberikan perhatian kepapda korban, yang kemudian pelaku mulai mengeksploitasi kepada korban seperti pelcehan seksual ataupun pemerasan. Selain itu, pelaku biasanya mendorong kepada korban untuk merahasiakan interaksi ini yang membuat mereka semakin sulit untuk mencari bantuan atau menceritakan situasi mereka.
Kasus grooming online terhadap anak-anak di Inggris dan Amerika Serikat mengalami peningkatan signifikan, terutama di platform media sosial dan gaming. Di Inggris, data terbaru menunjukkan bahwa Snapchat menjadi platform utama untuk grooming, dengan hampir50% dari total 7,062 insiden komunikasi seksual dengan anak tercatat pada tahun 2023-24, meningkat 89% dibandingkan tahun 2017-18. Hampir setengah dari kasus ini melibatkan Snapchat, sementara platform lain seperti WhatsApp dan Instagram juga terlibat tetapi dalam proporsi yang lebih kecil.
Predator/pelaku sering kali memulai interaksi dengan cara yang tampak tidak mencurigakan, seperti memberikan "like" atau mengomentari unggahan anak. Setelah mendapatkan kepercayaan, mereka dapat meminta konten sensitif dan menggunakan taktik manipulasi emosional untuk mempertahankan kontrol atas korban.
Adapun platform yang sering digunakan oleh pelaku selain Snapchat seperti platform gaming dan layanan obrolan seperti Xbox dan Discord juga dilaporkan sebagai tempat terjadinya grooming. Predator dapat mendekati anak-anak melalui fitur obrolan dalam game, menciptakan suasana yang terasa aman sebelum mengajak mereka berpindah ke platform yang lebih privat.
Fenomena ini menyoroti tantangan dalam pengawasan dunia digital, di mana fitur-fitur yang dirancang untuk melindungi privasi pengguna malah dimanfaatkan oleh predator. Ada dorongan bagi perusahaan teknologi untuk meningkatkan fitur keamanan dan mengembangkan alat deteksi otomatis untuk interaksi mencurigakan guna melindungi anak-anak dari bahaya grooming online.
Oleh karena itu pentingnya peran orang tua untuk mengawasi anak-anaknya terhadap sosial media yang saat ini sudah memasuki eranya digital yang memungkinkan pelaku untuk mengakses korban tanpa hambatan. Orang tua harus perhatian terhadap anaknya di era digital ini untuk mencegah terjadinya anak mengalami grooming terhadap orang tidak dikenal ataupun yang dikenal.
Itu saja yang dapat saya sampaikan terkait penjelasan dari informasi hari ini, bila para sobat kompasiana memiliki pendapat, masukan atau saran dipersilahkan saya akan terima dengan baik. Semoga informasi ini berguna bagi para sobat kompasiana dan para pembaca lainnya yaa... sampai bertemu lagi di kesempatan lainnya terimakasih...