Ahmadinejad: "Kami menyambut kerja sama dari Anda berdasarkan keadilan. Namun, waspadalah karena Iran tidak akan mundur satu inci pun dari haknya."
Sesumbar Ahmadinejad itu muncul setelah menegaskan bahwa negara yang dipimpinnya kini sudah menjadi negara nuklir. Meski berdalih nuklirnya bertujuan damai, terutama dalam bidang sumber daya energi, namun kecurigaan akan produksi senjata pemusnah masal pun sudah lama mewacana. Jika memang benar Iran memproduksi senjata nuklir maka daftar negara berarsenal nuklir pun semakin banyak.
Menyedihkan, melihat perlombaan senjata tiada akhirnya. Masing-masing negara meningkatkan alutsista mereka masing-masing. Seolah setiap negara memandang negara lain sebagai potensi ancaman, bukan potensi rekan kemanusiaan.
Amerika Serikat yang sering berang dengan upaya nuklir negara lain, terutama negara yang dianggap red menace (berhaluan komunis-sosialis) maupun green menace (islamist-radical), sebenarnya punya posisi kunci dalam menghentikan perlombaan senjata. Yang perlu dilakukan AS cuma satu, memimpin negara-negara lain untuk menghapuskan senjata. Dimulai dari nuklir, kemudian rudal balistik, dan senjata pemusnah masal lainnya. Sehingga tidak ada satupun negara yang punya senjata, termasuk AS sendiri.
Tapi mungkinkah hidup aman tanpa senjata? Bagi saya itu mungkin. Gunakan kesabaran dan keluhuran budi sebagai “senjata” penenang masal. Setiap konflik diselesaikan dengan duduk bersama, bicara baik-baik, merenung bersama, mencari jalan terbaik. Kalaupun terpaksa terjadi “kecelakaan” baku hantam, ya cukup dengan tinju, bukan dengan senjata pemusnah masal. Setidaknya jumlah korban lebih dapat diminimalisir.
Tidak dipungkiri, penguasaan senjata yang unggul dapat menjadi pemicu munculnya arogansi satu negara terhadap negara lain. Sikap over confident karena merasa kuat ini mengantarkan pada otoritarian baik langsung maupun terselubung. Akibatnya ketidakadilan lah yang tercipta. Untuk itu perlu kiranya membuat sebuah “gerakan penghapusan senjata”. Setuju?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI