Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Banyak Penjual yang Kini Manfaatkan Metode Pembayaran QRIS dengan Tidak Masuk Akal

26 Oktober 2024   12:47 Diperbarui: 26 Oktober 2024   12:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi metode pembayaran QRIS (Unsplash/Markus Winkler)

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) kini menjelma menjadi metode pembayaran yang banyak digunakan oleh para pedagang, baik cafe-cafe kelas atas sampai pedagang kaki lima sekalipun karena kemudahan transaksi. Tidak hanya penjual atau pedagang, konsumen pun kini lebih mengandalkan metode pembayaran non tunai ketika membeli barang atau makanan.

Saya sendiri termasuk orang yang sering menggunakan metode QRIS ketika membeli makanan di kedai atau barang yang memang disediakan pembayaran non tunai. Seyogianya metode tersebut memang sangat memudahkan bagi orang-orang yang tidak membawa uang tunai. Bukan hanya Gen Z saja, namun generasi di atas juga kini sudah mulai beralih membeli sesuatu menggunakan metode pembayaran non tunai, dalam hal ini QRIS.

Dengan QRIS, kita tidak perlu ribet-ribet membawa uang tunai di dompet atau kantung karena khawatir hilang atau tercecer dengan yang lain. Namun, tidak selamanya metode pembayaran menggunakan QRIS ini menguntungkan kedua belah pihak. Ada kalanya transaksi malah merugikan konsumen karena penjual yang tidak bijak dalam menggunakan metode yang satu ini.

Penjual Memasang Biaya Admin QRIS Kelewat Tinggi

Salah satu jajanan favorit saya yaitu risol mayo yang harga per bijinya Rp3 ribu. Di kampung mungkin harga segitu cukup mahal, namun di kawasan perkotaan tampaknya menjadi hal yang biasa. Saya biasa membeli risol sepulang kerja dan membayar menggunakan metode QRIS. Biaya adminnya masih masuk akal, yakni hanya Rp200 saja. Masih bisa dimaklumi meskipun ada penjual yang memang tidak membebankan biaya admin.

Saya cukup terkejut ketika kemarin membeli seblak di sekitar kampus yang ada di kawasan Bandung. Saya membeli seblak dengan harga Rp10 ribu, namun biaya admin yang harus dibayarkan sebesar Rp1 ribu. Bagi saya, harga admin tersebut terlampau tinggi dan tidak masuk akal. Hal ini menandakan penjual yang aji mumpung. Teman saya pun yang membeli seblak di situ merasa dirugikan karena biaya admin yang tidak seperti biasanya.

Bahkan teman saya bilang biaya admin Rp500 saja sudah tidak benar karena terlalu memanfaatkan para konsumen yang memang dewasa ini sering menggunakan metode pembayaran QRIS. Hal tersebut tentunya bikin konsumen ogah untuk membeli makanan pada pedagang di situ lagi karena penjual terkesan mengambil kesempatan dalam kesempitan meskipun tidak semua pedagang seperti itu.

Selalu Siapkan Uang Tunai agar Tidak Terjebak oleh Penjual yang Nakal

Meskipun kini metode pembayaran non tunai sudah semakin marak, namun selalu usahakan untuk menyiapkan uang tunai. Uang tunai tentu bukan untuk belanja saja, namun bisa juga untuk jajan kecil di pedagang kecil, infak kepada yang membutuhkan, sampai membayar parkir (meskipun ada juga tukang parkir yang menggunakan metode QRIS).

Ke mana pun saya pergi, saya sudah terbiasa membawa uang tunai meskipun saya sendiri sering membayar melalui metode QRIS. Alasannya karena tidak semua pedagang menyediakan metode pembayaran QRIS. Seperti tempat makanan langganan saya, yakni Rumah Makan Padang Serba 10.000, yang memang hanya menerima pembayaran tunai saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun