Bahasa Sunda menjadi bahasa daerah paling populer di Indonesia setelah bahasa Jawa. Bahasa yang digunakan di daerah Jawa Barat ini juga mempunyai ragam dialek seperti dialek barat dari Banten Selatan, dialek utara dari Bogor dan sekitarnya, dialek selatan atau Priangan dari Bandung, dan masih banyak dialek lainnya.
Banyak yang bilang bahwa bahasa Sunda itu unik dan lucu. Bahkan, jika orang Sunda marah saja masih terlihat menggemaskan dibanding seram. Tidak jarang kalau orang Sunda itu mudah untuk bergaul dengan berbagai candaannya yang lucu. Dialek Sunda enak untuk didengar dan mayoritas orangnya pun ramah-ramah.
Ada banyak istilah dalam bahasa Sunda yang dinilai unik yang khusus dipakai oleh mayoritas orang yang tinggal di daerah Jawa Barat. Istilah jatuh dalam bahasa Sunda saja banyak macamnya mulai dari jatuh tersungkur sampai jatuh karena jalan licin. Semua ada ragam bahasanya.
Berikut ini merupakan istilah bahasa Sunda yang unik dan sering dipakai dalam percakapan sehari-hari namun cukup asing di telinga orang non-Sunda.
 #1 Ngajepret
Ngajepret mempunyai arti korsleting listrik jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Istilah ini sering dipakai oleh orang Sunda jika listrik di rumahnya tiba-tiba mati meskipun tidak sedang mati listrik. Hal ini biasanya terjadi karena kondisi listrik tidak kuat sebab terlalu banyak alat elektronik yang dipakai. Misalnya, menggunakan mesin cuci dan setrikaan secara bersama-sama.
#2 Aliran
Mayoritas orang Sunda akan menyebut kata "aliran" jika sedang mati listrik atau mati lampu. Berbeda dengan ngajepret, istilah aliran ini merujuk pada keadaan listrik yang padam secara serentak di daerah tertentu alias aliran listriknya putus. Orang non-Sunda mungkin akan bingung ketika orang Sunda menyebut kata "aliran" ketika mati lampu. Sebab, aliran dalam bahasa Indonesia berarti sesuatu yang mengalir seperti air.
#3 Setopan
Biasanya orang-orang Sunda, terutama di daerah Bandung, akan menyebut lampu merah dengan istilah setopan. Dalam KBBI, setopan mempunyai arti tempat perhentian kendaraan. Seiring berjalannya waktu, istilah setopan ini menjadi istilah yang sering digunakan orang Sunda untuk menyebut lampu merah yang ada dalam lampu lalu lintas.