Sejak zaman dahulu hingga sekarang, petani identik dengan profesi orang miskin dan rakyat jelata. Tidak banyak petani yang bisa menyewa atau bahkan membeli apartemen, paling banter mempunyai mobil Avanza atau motor sport, itu pun kalau panen besar.
Petani yang mampu membeli barang mewah pun rata-rata mereka yang mempunyai lahan 1 ha lebih, petani gurem mana mampu membeli barang mewah seperti mobil. Sebab kebanyakan dari mereka hanya menggarap lahan milik orang lain.
Lahan-lahan sawah yang luasnya 5 ha lebih biasanya dimiliki oleh orang-orang kota, biasanya mereka disebut sebagai "Petani Berdasi". Mereka mempercayakan lahannya digarap oleh petani-petani gurem (petani kecil) dan hanya menunggu hasil panennya saja.
Meskipun tidak mencangkul atau menanam padi secara langsung, petani berdasi selalu mendapatkan penghasilan menggiurkan setiap kali musim panen tiba. Tidak hanya lahan sawah, biasanya mereka juga merambah ke komoditi lainnya seperti perkebunan, hortikultura, hingga tanaman hias.
Fenomena sekarang ini banyak para orang kaya yang dahulunya bekerja duduk di kantor yang posisinya amat mentereng, ketika pensiun, memilih untuk menggarap lahan di suatu daerah. Hobi orang kaya, sepengetahuan saya, kalau tidak mengoleksi barang-barang antik ya berkebun atau bertani.
Dana pensiun atau uang simpanan mereka dipakainya untuk kembali menghasilkan pundi-pundi rupiah yang jauh lebih besar lagi. Selain bertani adalah kegiatan yang menyenangkan, bagi mereka berbisnis di bidang pertanian tentunya sangat menggiurkan. Apalagi mereka punya modal yang cukup besar untuk membangun bisnis agrikultur.
Persawahan hijau yang biasa kita lihat di sepanjang jalan tol biasanya dimiliki oleh taipan-taipan masyhur atau kalau tidak juragan tanah di daerah tersebut. Petani-petani gurem hanya bekerja pada mereka yang disebut sebagai petani berdasi, meskipun masih banyak juga petani desa yang punya lahan berpuluh-puluh hektar bahkan ratusan.
Sebagai lulusan pertanian, berbisnis di bidang pertanian memang mempunyai peluang yang menjanjikan asalkan kita tahu bagaimana strategi yang ampuh. Selain itu, hal utama adalah mengetahui sektor mana yang sedang dicari dan pasar yang pasti.
Meskipun modal awal cukup menguras kantong (untuk pertanian skala menengah hingga besar), namun jika ditekuni dengan baik, maka keuntungan yang akan didapatkan pun akan sangat besar. Inilah yang mungkin menjadi pertimbangan bagi para orang kaya yang memutuskan untuk bertani setelah mereka pensiun dari pekerjaan lamanya.
Selain itu, ada beberapa alasan lain mengapa orang kaya selalu menjadi petani setelah pensiun.