Dalam bahasa Sunda sangat banyak istilah yang sering digunakan sehari-hari oleh warga Sunda asli maupun pendatang yang sudah lama tinggal di kawasan Jawa Barat apalagi yang kental dengan budaya Sunda.
Sebagai orang Sunda asli tentunya sudah banyak istilah yang saya ketahui dan sering dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Termasuk kegiatan saat pergi ke warung untuk membeli kerpeluan memasak karena disuruh oleh ibu. Apalagi saat saya masih sekolah. Disuruh ibu ke warung sudah seperti menjadi tradisi kalau saya sedang ada di rumah. Tak lupa ibu saya pun sering memberi uang jajan pada saya.
Ketika pergi ke warung, ada beberapa istilah yang sering digunakan oleh orang Sunda baik oleh pembeli maupun pedagang. Istilah-istilah berikut ini sudah menjadi kata wajib yang digunakan oleh rata-rata orang Sunda saat pergi ke warung.
#1 Punteun
Istilah pertama yang sudah pasti akan digunakan oleh orang Sunda yaitu kata punteun. Kata punteun ini nampaknya sudah menjadi istilah yang tidak asing lagi ditelinga orang Sunda maupun kebanyakan orang yang bukan warga Sunda. Kata punteun mempunyai arti permisi. Seperti artinya, kata ini sering dipakai saat kita memasuki tempat orang, berjalan melewati beberapa orang saat dijalan (lebih sering saat di kawasan tempat tinggal), meminta bantuan pada orang, dan juga termasuk ketika pergi ke warung untuk membeli sesuatu.
#2 Mésér
Istilah kedua yang sering digunakan orang Sunda saat pergi atau jajan ke warung ialah kata mésér. Kata mésér ini lebih sering dipakai oleh anak-anak yang hendak jajan entah ke warung atau ke tukang dagang keliling. Tapi orang-orang dewasa pun sebenarnya masih sering menggunakan kata ini. Dalam bahasa Indonesia, kata mésér ini mempunyai arti beli. Kalau si pemilik warung tidak ada di tempatnya biasanya pelanggan akan melantangkan kata ini, seperti "Punteun... mésérrrr!" dengan intonasi yang khas.
#3 Sabaraha
Kata selanjutnya yaitu sabaraha yang mempunyai arti berapa. Dalam artian di sini si pelanggan bertanya mengenai harga dagangan yang sedang dijual pemilik warung. Biasanya kalau orang penasaran apalagi jika dilihat-lihat harganya tidak biasa pastinya orang tersebut akan bertanya mengenai harganya takut-takut uang yang dibawa tidak cukup. Saya kasih contohnya.
"Téh, ari ieu sabaraha (Mbak, kalau ini berapa)?"