Sejak kecil keluarga saya selalu mempunyai satu tradisi atau kebiasaan yang dilakukan ketika di rumah sedang mati lampu, yaitu bercerita. Biasanya saat mati lampu di malam hari, kami akan berkumpul di tengah rumah dengan ditemani oleh lilin di tengah-tengah meja disertai beberapa camilan rumahan. Setelah itu kami akan mengambil posisi duduk di kursi atau ada juga yang sambil tidur-tiduran (kebiasaan saya). Setelah posisinya enak, barulah kami akan memulai untuk bercerita ngalor-ngidul dari A sampai A lagi.
Biasanya kami akan menceritakan tentang masa-masa dahulu. Mulai dari ibu saya yang bercerita kenakalan saya saat masih kecil, cerita saat saya disunat, cerita saat kepala saya masuk ke dalam pagar, dan cerita-cerita absurd lainnya yang membuat saya terlempar ke masa lalu. Bahkan terkadang saya selalu iseng bermain bayangan tangan bersama saudara-saudara saya di sela ibu berbusa bercerita banyak hal. Bagi saya itu adalah suatu kebahagiaan yang sederhana namun sangat bermakna.
Selesai membicarakan anak-anaknya, barulah ibu yang bercerita tentang pertemuannya dengan ayah saya. Bercerita bagaimana perjuangan ayah saya untuk mengencani ibu saya karena kala itu banyak sekali pria yang menyukai ibu. Ibu pun bercerita bahwa dulu hidup bergelap-gelapan seperti itu sudah biasa karena dulu penerangan hanya menggunakan lampu minyak belum masuk listrik ke desa. Berbeda dengan hari ini yang sudah serba canggih, cahaya ada di mana-mana, bisa lewat hanphone.
Biasanya karena kami keasyikan bercerita dan saling mendengarkan cerita satu sama lain, kami pun akan terlelap begitu saja sampai listrik menyala. Hal yang akan sangat menyebalkan adalah ketika cerita belum selesai, listrik sudah menyala. Seakan menghancurkan suasana yang tengah dibangun. Hahaha. Tapi biasanya ketika lampu sudah menyala, kami serempak akan mengatakan “ALHAMDULILLAH,” dan kegiatan pun normal kembali. Yang pasti televisi akan kembali dinyalakan.
Entah mengapa ketika mati lampu saya sangat menikmati sekali untuk bercerita bersama keluarga. Berbeda dengan saat lampu menyala, biasanya kami sangat jarang untuk berbagi cerita di ruang keluarga. Namun bagi saya ada beberapa alasan kenapa mati lampu di malam hari itu adalah ajang yang paling enak dan syahdu untuk bercerita bersama keluarga di rumah.
#1 Tidak ada suara yang mengganggu
Saat mati lampu keadaan rumah akan mendadak sepi hanya suara ibu yang sibuk mencari lilin. Tidak ada suara televisi atau alat elektronik lain (kalau baterainya habis). Dengan suasana hening tersebut membuat orang rumah bingung ingin melakukan kegiatan apa, apalagi hari masih belum terlalu malam. Ingin tidur namun belum mengantuk.
Maka dari itu bercerita di tengah rumah adalah kegiatan yang bisa dilakukan dengan keluarga untuk mempererat kasih sayang. Tentunya untuk kembali mengingat masa-masa yang sudah dilalui sampai saat ini.
#2 Agar suasana rumah tetap ramai
Untuk orang-orang yang takut akan kegelapan, mati lampu adalah momok yang cukup membuat gelisah. Ingin ke kamar mandi takut, tidur sendirian di kamar takut, melihat bayangan sendiri seakan makhluk lain, dan ketakutan lainnya.
Maka dari itu bergabung dengan orang-orang yang ada di rumah untuk saling bertukar cerita adalah kegiatan yang bisa menghilangkan rasa takut tersebut. Apalagi diselipi dengan candaan-candaan yang akan membuat rumah tetap hangat dan ramai meski dalam keadaan tanpa listrik di malam hari.
#3 Wajah tidak terlihat sepenuhnya
Alasan lain yang membuat mati lampu menjadi ajang paling enak untuk bertukar cerita dengan keluarga di tengah rumah karena saat bercerita kita tidak akan saling tatap karena minimnya cahaya. Biasanya kan selalu ada orang yang canggung untuk mengobrol dengan keluarga dengan saling tatap mata, apalagi anak laki-laki dengan sang ayah (pengalaman haha).
Maka dari itu mati lampu adalah kesempatan yang cukup langka untuk mempererat tali kekeluargaan. Sambil bercerita, tatapan kita bisa sambil menatap ke arah langit-langit sambil tiduran atau duduk di pangkuan paha ibu sambil rambut diusap-usap. Beuhhh nikmatnya.
#4 Sebagai penghantar tidur
Saat listrik menyala, biasanya kita akan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Meskipun masih ada gadget, biasanya saat mati lampu akan dikurangi intensitas bermain gadgetnya takut-takut nyalanya lama, apalagi sampai seharian. Bertukar cerita di tengah rumah adalah hal yang bisa dilakukan tanpa energi listrik, hanya butuh energi untuk bicara dan indra pendengaran.
Saking hangatnya bertukar cerita, maka waktu pun tidak akan terasa bahkan satu per satu dari kita akan terlelap tidur. Kapan lagi kan tidur bersama keluarga di ruangan yang sama. Eh taunya bangun-bangun lampu belum nyala juga. Hihihi.
Gimana, sudah bercerita dengan keluarga hari ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H