Mohon tunggu...
ERFIN TRIYAMAN HAREFA
ERFIN TRIYAMAN HAREFA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photography addcit, writing more and collect some books.

Bonjour !! Mimpi itu GRATIS. Butuh berapa banyak manusia yang tenggelam dalam segitiga bermuda-nya tulisan-tulisan yang saya tulis? #MenembusKetidakmungkinan FB: Harefa Finchu IG: @finchu.harefa Youtube: Finchu Photography Tik tok: @finchphotography

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Karya Besar Sastrawan Minang itu Difilmkan

15 November 2013   14:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:08 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_301966" align="aligncenter" width="720" caption="Ilustrasi/Admin (Kusukasuka.com)"][/caption] Inilah Titanic-nya INDONESIA!! Siapa pun pasti bangga mendengar Novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" salah satu novel karya Sastrawan Minangkabau Alm. Prof Dr Haji Abdullah Karim atau yang lebih populer dengan singkatan Hamka itu difilmkan. Pada bulan Desember 2013, seluruh masyarakat Indonesia, kalau sesuai rencana, akan menyaksikannya di berbagai bioskop tanah air. Film ini diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Sudah tentu seluruh peristiwa berdasarkan novel lagendaris Buya Hamka di tahun 1939, di mana sudah dicetak sebanyak 80 ribu eksemplar, bahkan lebih. Yang jelas pemain film adalah putera bangsa Indonesia. Tetapi memang perlu memperoleh beberapa catatan. Pertama, apakah roh atau pesan-pesan yang disampaikan di dalam Novel seorang alim ulama Buya Hamka bisa terwakili? Kedua, peran yang dimainkan sesuaikah dengan budaya asli bangsa Indonesia dalam hal ini Minangkabau? Bagaimana pun sebuah pesan yang disampaikan merupakan kunci utama dari sebuah Novel Buya Hamka. Keberhasilan penulisnya. Sama halnya dengan Novel Pramudya Ananta Toer yang kalah dalam pemilihan Nobel Sastra. Salah satu faktor kekalahannya, roh atau jiwa yang disampaikan dalam bahasa Indonesia tidak terwakili dalam terjemahan bahasa Inggrisnya. Menurut saya, roh dan jiwa itu jika di adaptasi ke film akan memiliki nilai yang sama. Buya Hamka itu asli berasal dari Minangkabau. Ini yang perlu digarisbawahi. Berasal dari keluarga Muslim yang taat. Lahir di Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 di usia 73 tahun. Beliau adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat dan aktivis politik. Jangan hendaknya dengan munculnya film tersebut, membuat protes di kalangan berbagai pihak. Kita menginginkan dengan munculnya film ini menambah bobot dari ulama, sastrawan Indonesia itu. Jangan sebaliknya. Cukup sudah beberapa fitnah yang dialamatkan kepadanya. Lebih menyakitkan novelnya “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” ini pernah dituduh hasil plagiat dari novel "Magdalena" yang merupakan saduran penyair Mustafa Luthfi Al-Manfaluthi (1876-1942) dari roman yang ditulis pengarang Perancis Alphonse Karr, "Sous les Tilleuls". Tetapi sejauh ini tidak ada bukti-bukti bahwa Hamka adalah seorang Plagiator. [caption id="attachment_301964" align="aligncenter" width="476" caption="Titanic Indonesia"]

13845053861604176844
13845053861604176844
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun