Mohon tunggu...
Erfah nanda
Erfah nanda Mohon Tunggu... -

Penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencintai Tanpa Arah

12 Agustus 2014   00:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:47 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sosok pria yang kita cintai berubah, ketika sosok pria itu meninggalkan kita tanpa kabar, dan akhirnya yang ngabarin duluan adalah perempuan. Dengan sifat yg selalu mengharapkan jika kita ngabarin dia duluan maka, dia akan berperilaku sama dengan kita, tapi enggak. Bahkan sampai berhari haripun dia tak kunjung mengabarimu, dia tak mementingkan dirimu lagi. Dia tak masalah bila tak dapat kabar darimu, tapi masalah terbesar kamu adalah saat kamu tak  ada satu kabar darinya. Membuat harimu menjadi hancurdan semakin hancur.

Tapi saat kamu mengabarinnya, bahkan kamu tak dapat balasan sedikit dari apa yg sudah lakukan untukny, hingga disatu titik kamu harus mengajak dia ketemu tak berifkir panjang kamu mengajak dia ketemu tapi jawaban dia tak menyakinkan dirimu saat sudah hari H kamu menunggunya ditempat dimana kamu sering sama dia ketemu dia tak kunjung datang berjam jam kamu menunggunya berharap ia datang menemuimu tapi enggak, kamu hanya membunuh waktumu saja.

Semakin hari kamu semakin gak tau apa yg harus kamu lakukan dengan kelakuan dia yg sepertinya ingin sendiri, kamu hanya berusaha agar kamu bisa mempertahankan dirinya. Walau dirinya tak pernah mempertahankanmu dirimu, bahkan ia mau melepasmu. Melepaskan sayap sayap indah, melepaskan sebuah sekeping cinta yg pernah dikumpulkan.

Kamupun tak ada niatan untuk meninggalkan dirinya, semakin hari tetesan air mata mu membuat kamu semakin cinta dengannya. Kamu tak ngerti apa yang kamu rasain, semoga dia berubah, kamu hanya ingin dia berubah menjadi lebih baik seperti dulu saat pertama kali kamu mengenal dia. Kamu sangat mencintainya,  tapi apa dia sama mencintai seperti kamu mencintai dia? Tapi kamu tak mengenal apa yg dia rasakan, yg penting kamu mencintai dia. Mendoakan untuk yg lebih baik untuknya. Dan berharap tapi kamu tau harapan itu kadang tak pernah berpihak dipihak kamu.

Disetiap hari nama dia selalu tersebut didalam doamu, disetiap malam sebelum tidur rindu rindu itu bertebaran didinding kabarmu rasanya kamu ingin membiarkan rindu itu pergi dan jatuh dipelukkannya, disetiap pagi kamu selalu melihat sedikit dari layar handphone mu berharap ada yang mengucapkan selamat pagi dipagi yang cerah ini, tapi kebiasaan itu sudah menghilang, tak apa. Yang penting bukan dirinya yg menghilang. Pikiranmu yg terlalu bodoh. Kamu sering berbicara sendiri menanya nanya apa yg kamu lakukan itu benar, dan terbaik untukmu dan dia.

Berharap sudah menjadi kebiasaan mu saat ini, berharap dia berubah menjadi lebih baik pastinya. Rasa sakit yang selalu muncul mengganggu kehidupanmu, rasa sakit yang selalu terasa olehmu. Rasanya kamu ingin mengobatinya, tapi tak mampu.

Kamu tak mampu melakukan apa yg sudah dia lakukan kepadamu, membayangkannya saja s sudah sakit apabila untuk melakukannya?kamu sangat mencintainya hingga kamu tak tau arah untuk terus berjalan atau berhenti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun