Mohon tunggu...
Erlina Febrianovida
Erlina Febrianovida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita yang masih harus banyak berbenah :-)

Moga yang saya tulis dan bagikan jadi maslahat serta pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak, Aamiin... :-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merdeka Buatan Sendiri

16 Agustus 2015   12:14 Diperbarui: 16 Agustus 2015   12:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NKRI sudah berusia 70 tahun! entah ini usia labil, muda, dewasa, matang, atau sudah tua?. Ditanya Merdeka tuh apa ya..? Bagi saya Merdeka adalah Mampu menolak apapun hal-hal yang hanya menjauhkan kita dari Kebaikan. Sesederhana itu? Ya, tapi implementasi nilai yang punya konten kebaikan selalu tidak pernah mudah dilaksanakan kecuali mereka yang berintegritas mumpuni bahwa kebaikan tidak pernah bisa digilir dengan yang buruk, terlebih jalan-jalan surga memang tidak enak rasanya.

Kemerdekaan yang saat ini tiap individu kecap sebagai penduduk merah putih adalah juga hasil memaksimalkan upaya lepas dari zalimnya penindasan oleh penjajah lewat gigihnya perjuangan, akhirnya Yang Maha Paripurna memberi manis bernama kemerdekaan 70 tahun lalu. Paralel dengannya nyata bahwa keburukan, kejahatan, kezaliman memang selalu tidak punya tempat kehormatan baik di sisi Hamba-Nya apalagi di sisi-Nya. Boleh jadi menang tapi pasti sesaat karena Yang Serba Maha itu mutlak Maha Baik dan menyukai mereka yang berjalan pada koridor kebaikan.

Berbicara kemerdekaan saat ini lebih dari membahas soal perjuangan para pahlawan yang sudah mulia berpulang tetapi pada Nilai Kebaikan yang melegenda, yang tidak pernah akan ngelotok oleh masa, dan itu sejatinya bentuk pertiwi yang saat ini masih berjuang dalam ragam yang lain. Menyikut kemerdekaan suatu negara adalah juga melihat sejauh mana baiknya bangsa itu saat ini dengan segala varian tatanan kehidupannya. Terlihat kecil memang, tapi apapun yang diberdayakan asal muatannya baik maka masuk dalam kategori perjuangan menuju kebaikan.

Kadang berbicara kemerdekaan dicantolkan dengan atribut yang berat (perang-perangan tingkat Mahabaratha atau gambaran seri kolosal :-D), padahal Merdeka yang berkelanjutan (dan itu harus) bisa dibiasakan sedini mungkin lewat kebiasaan kebaikan atau sikap positif di setiap lakon hidup ini. Nyatanya? Masih tak mudah loh karena bahkan urusan "printilan" saja masih bisa menjadikan seseorang keluar dari zona baik. Dalam strata menengah bahkan lini terkecil saja bangsa ini masih suka bingung, sering bergulat agar merdeka dari banyak hal yang sudah disepakati dunia manapun sebagai suatu yang baik.

Bukti konkretnya apa? Sangat mudah ditemukan, tidak perlu jauh-jauh dan kasat mata ada pada tatanan masyarakat bahkan lilngkup terkecil. Coba anda tengok kehidupan di sekitar fasilitas umum, misalnya bus atau kereta, terlihat yang muda, yang masih gagah, yang masih kuat tidak memberi ruang atau duduk pada yang lebih lemah dan masih bisa "cekakakan" leyeh-leyeh padahal di depannya ada seorang Ibu tua berdiri. Kita jalan-jalan ke sekolah dimana jajaran generasi muda umum menserapahi sesama dalam rangkain bully, "malak", adu jotos entah siswa atau siswinya. Di jalan raya lagi misalnya, hanya perkara macet atau lambat mensegerakan laju kendaraannya kok enteng binggo ya berkasar ria dalam umpatan kepada yang lain, kenal juga enggak?.

Licik dan tega seakan sudah inheren untuk saudara sendiri. Bagaimana tidak, sering miris melihat mereka yang katanya beriman tapi men-zalimi yang beriman. Entah provokasi terhadap sesama atau yang beda agama sampai membuat resah apa yang menjadi keyakinan orang lain. Misalnya saja teganya mereka yang menyengaja mencampur daging sapi dengan daging babi atau celeng padahal jelas dikalangan muslim tidak boleh, atau bersikap curang dalam berdagang (padahal ia muslim juga!), olahan makanan yang dicampur dengan materi-materi penyakitan seolah membiasa dan lenggang kangkung saja menjualnya. Ini bukan masalah mindset untung semata, tapi pribadi yang bersangkutan sudah biasa merdeka atas susahnya orang lain!. Atau adalagi menjelang hari besar keagamaan dimana selalu saja berulang aktivitas "mumpung", mumpung masih bisa mencekik sesama... Harga kebutuhan pokok yang dipastikan naik padahal bila berjualan sudah untung kenapa sih menaikkan harga lagi? Okay bila hukum yang dipakai adalah supply dan demand, tapi selain sisi untung apa ‘ndak mau juga memberi ruang ibadah untuk diri sendiri loh dengan meringankan beban orang lain?, selalu saja tiap tahun soal kenaikan begini absen dan pemerintah belum dalam taraf mampu  menanganinya. Bukan melempar ke pemerintah juga kok karena itu adalah notifikasi bahwa pedagang yang murni memaksimalkan diri sendiri untung tapi membuat sesama bunting memang ada banget, lupa bahwa pribadi beriman idealnya menggunakan amanah apalagi dalam berdagang. Ini belum lagi soal petani yang merugi bila dagangannya ditawar rendah banget eh dijual lagi oleh pembelinya (misalnya dijajaran tengkulak) dengan harga tinggi, jadi petaninya gigit jari dan konsumen terakhir bisa gegerungan lantaran harganya kok mahal banget. Lah anda itu beriman tapi kok merdeka membuat perilaku yang mengundang murkanya Tuhan to?.

Kalo dalam lingkup politik? Wah saya termasuk orang yang cupu soal politik tapi memang fakta menjegal lawan politik lewat cara yang tidak santun sudah lumrah, misalnya bila saat kampanye ada saja hujatan yang digelar :-).

Kejahatan lainnya pun tak ketinggalan berserakan dimana – mana karena mudah sekali saat ini ditemukan hanya soal sepele belaka bisa hilang nyawa. Rasanya berbusa bila harus menginventarisasi tindak kejahatan yang aktif banget frekuensinya justru ditengah modernisasi bahkan tingkat pendidikan bangsa yang tidak bisa dibilang cetek juga saat ini, entah itu bunuh diri, menikam, membakar, meneror, hanya untuk persoalan memuaskan diri karena sakit hati atau marah bahkan!.

Yap Indonesia memang sudah usai perang-perangnya, tapi perjuangan negeri ini belum berakhir karena realitanya bangsa ini harus berjuang ekstra melawan keburukan, keterpurukan yang justru ada di dalam tanah air sendiri, karena bila merdeka adalah soal bangsa yang berperang melawan hawa nafsu dengan segala deretan kejelekan yang menempel, maka belum baiknya bangsa ini adalah juga warning bahwa kita terbiasa dengan yang buruk sehingga merdeka dari yang tidak baik dirasa sulit!.

Semua soal-soal diatas adalah tanggung jawab kita semua dengan dukungan pemerintah yang InsyaAllah tetap pada jalan amanah, dan sama seperti bahagia yang bisa kita ciptakan karena ia bertempat di hati, moga kita mampu dan mau merdeka seutuhnya dari semua hal yang hanya membuat kita turun derajatnya di Mata Tuhan, Aamin Yaa Mujiib...

Met Ultah, Met Milad, Dirgahayu NKRI, RI70

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun