Sebagai anak  yang lahir dan dibesarkan di Lampung. Pertanian adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupan saya dan keluarga. Sejak kecil, untuk mendapatkan tambahan pendapatan, orangtua  menyewa lahan pertanian untuk ditanami singkong dan tanaman palawija lain.
Selain menyewa lahan, kami juga melakukan cocok tanam di pekarangan rumah. Tanaman sayuran seperti bayam, kangkung, kenikir, kemangi, paria, sawi, cabai, rampai ( tomat khas Lampung), terung jadi tanaman andalan sebagai penopang bahan pangan di rumah. Beberapa tanaman buah seperti rambutan, mangga, jambu air, sirsak juga kami tanaman di pekarangan depan atau lahan di belakang rumah.
Saat masuk ke jenjang sekolah menengah atas, saya memilih SMK Pertanian untuk mendalami ilmu pertanian. Saat berada di bangku SMK, saya jadi paham betul tentang pertanian mulai dari pembenihan, pembibitan, perbanyakan tanaman melalui vegetatif, pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengolahan hasil panen.
Banyak faktor yang membuat hasil panen tanaman yang dibudidayakan berhasil. Selain benih atau bibit yang unggul, faktor pemeliharaan juga merupakan kunci keberhasilan. Faktor pemeliharaan tanaman biasanya mencakup pembersihan gulma, menjaga tanaman dari hama, pemangkasan dan pemupukan.
Pemupukan dalam budidaya tanaman menjadi faktor yang sangat penting mengingat tanaman yang dibudidayakan memerlukan unsur-unsur hara baik unsur hara primer maupun sekunder. Unsur-unsur hara ini belum tentu disediakan di dalam tanah. Kalaupun ada di lahan pertanian, biasanya unsur hara yang ada tidak mencukupi kebutuhan unsur hara pada tanaman.
Ada tiga unsur hara utama yang diperlukan tanaman yaitu Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Unsur hara ini memiliki peran masing-masing dalam pertumbuhan tanaman. Lahan pertanian secara alami mengandung unsur-unsur hara tersebut namun kadarnya tidak mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. Apalagi jika lahan pertanian tersebut kerap ditanami tanpa ada masa istirahat maka pupuk buatan sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan unsur-unsur hara tersebut. Terlebih pupuk diperlukan saat musim tanam tiba. Untuk itu penyaluran pupuk perlu dilakukan agar mampu menyediakan pupuk dengan tepat waktu.
PILOG Salurkan Pupuk untuk Hadapi Musim Tanam
Anak perusahaan Pupuk Indonesia yaitu PILOG (Pupuk Indonesia Logistik) menyalurkan pupuk untuk menghadapi musim tanam yang akan segera tiba. Pasca El Nino, di beberapa daerah sudah mulai turun hujan. Bagi petani musim hujan adalah pertanda musim tanam akan tiba. Untuk itu, Pupuk Indonesia Logistik (PILOG) menyalurkan pupuk subsidi dan non subsidi untuk dapat memenuhi permintaan petani. Secara nasional, pupuk yang disalurkan yaitu sebesar 646ribu ton, yang setara dengan 71% dari alokasi hingga bulan September 2023.
Manajemen PT Pupuk Indonesia Logistik akan mendukung penuh upaya Pupuk Indonesia (Persero) dalam mendistribusikan pupuk menjelang musim tanam. Selain menyalurkan pupuk bersubsidi dari ke-5 produsen pupuk yang tersebar di Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur, Pupuk Indonesia Logistik juga akan menyalurkan pupuk non-subsidi.