Mohon tunggu...
Ahmad Erfan
Ahmad Erfan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Ahmad Erfan (Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Amplop Coklat

18 September 2021   17:52 Diperbarui: 18 September 2021   18:00 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis :

Dr. Ira Alia Maerani S.H, M,H. (Dosen FH Unisulla)

Ahmad Erfan (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setelah lulus lulus SMA, mulailah pikiran terbuka dunia begitu luas, dunia begitu inspiratif.

kita mulai dengan hidup yang nyata, menjadi pekerja atau pelajar. Hidup di keluarga yang mampu membiayai pendidikan di universitas atau bergelut di dunia pekerjaan yang penuh dengan ambisi dan persaingan. Itu lah pilihan yang di alami pemuda anak petani, melamar pekerjaan hingga ke penjuru kota, bergelut selama bertahun tahun untuk mencapai cita-citanya. bersaing dengan banyak orang di masa pandemi yang sulit nan menyenangkan ini.

Banyak manusia yang di rumahkan karena pandemi, tapi anak petani satu ini tetap saja melamar pekerjaan di perusahaan ataupun pabrik di kotanya di mana pun ada informasi ia akan kunjungi dengan semangat dan rasa lapar.

Anak petani ini sungguh inspiratif dia ingin bekerja se giat mungkin agar bisa malanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan ongkos seadanya. Dia selalu mencari tahu tentang kehidupan seseorang yang sangat inspiratif dan pantas untuk di contoh sebagai pemuda. Si inspiratif itu datang dari negeri sakura, pemilik ALIBABA yang sekarang menjadi milyader dengan kegigihanya. Dia pemilik Alibaba di tolak di bidang mana saja ketika masih dalam keadaan sulit dahulu. Si Anak petani ini selalu terngiang motivasi dari beliau.

Jika anda ingin sukses ada harga yang harus di bayarkan, bisa di tangkap dengan perjuangan melawan terik matahari si anak petani dengan rasa laparnya ingin mencontoh beliau yang inspiratif. Setahun pun berlalu anak petani itu bergelut mencari pekerjaan membawa amplop coklat namun selalu gagal selalu di tolak, Anak petani itu pun tidak berkecil hati. 

Dia yang riang nan bangga karena pernah mencoba, kini dia berhasil masuk di Universitas yang cukup ternama dengan kerja kerasnya. Kisah anak petani dengan sejuta semangat melebihi api panasnya, sukses menjadi keharusan baginya, tapi dia tak lupa dengan sekelilingnya. Orang baik datanglah anak petani ini membutuhkan sosok mentor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun