Mohon tunggu...
Erfan Adianto
Erfan Adianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya seorang buruh biasa yang ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saudara Flu Telah Datang

14 April 2011   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:48 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak berapa lama dari selesainya menghadiri resepsi pernikahan sahabat yang bernuansa green wedding yaitu dengan membawa suvenir sebuah bibit pohon jambu, di suatu Sabtu yang konon dikabarkan udara bersuhu 32 sampai 33 derajat Celcius, tiba-tiba terasa sekali ditubuh saya ini serasa digerayangi angin musim bedinding yang dingin. Sekejab tubuh saya menggigil kedinginan. Saat beberapa waktu rasa dingin menyergap tubuh ini, saya memanggil istri saya yang sudah menemani saya 9 tahun untuk mengambil dan memasang wardrobe kebangsaan saat berolahragayaitu training pack. Bukan malah merasa lebih baik ketika memakainya, namun yang terjadi hidung saya langsung bereaksi gobras-gabres alias bersin bersin dengan efek samping yang dahsyat yaitu hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan hampir sepanjang hari . Kondisi ini diperparah dengan seluruh persendian tulang terasa ngilu seolah mau lepas saja pada sore harinya.

Istri sayapun maklum adanya, saudara flu pun telah datang di rumah kami. Datangnya saudara flu, kadang menyapa saya, istri bahkan anak-anak saya. Kadang saudara flu menyapa secara berjamaah, kadang pun yang disapa hanya seorang dan saat ini sepertinya cukup saya saja yang disapa. Datangnya saudara flu buat istri saya adalah sasmita atau pertanda, beberapa hari kedepan menu sehari hari saya adalah mie rebus panas, sambal botol, decolgen dan wedhang jeruk hangat atau paling bagus ya hanya soto ayam yang sangat bergantung dari kondisi lidah saya ini. Hari harilibur yang barangkali terlihat sederhana menunya tapi sangat membosankan bagi istri saya. Daya kreatifitas dalam olah masakan yang dalam penilaian saya bisa disejajarkan dengan Farah Quinn seakan diremehkan begitu saja oleh kehadiran saudara flu ini. Entah mengapa kok ya yang bisa masuk ke mulut dan tertelan ya mie rebus, itupun kok ya mie instant, yang katanya bahan baku gandumnya di impor dari negeri yang jauh, kok ya terbayang lagi kampanye pilpres beberapa waktu laluwalah... Membayangkan sate kambing dan sop daging kambing Cak Ali rasanya kok ya perut sudah berontak. Apalagi pecel lele dan pecel bebek goreng nya Cak Imron yang sambalnya aduhai saja kepala saya langsung berasa tambah pening. Sungguh, saudara flu ini sudah merendahkan kualitas makan memakan saya menjadi hanya sebatas dunia mi rebus saja. Tidak hanya berhenti disitu saja, saudara flu ini sungguh mematikan kebiasaan saya yang setiap ada kesempatan pasti membaca koran Kompas versi cetak maupun online, juga sebangsa Detik maupun Tempointeraktif juga televisi, padahal sedang seru-serunya sidang pariporno dan pembangunan gedung copas, rasanya kepala menjadi tambah berat saja ketika akan memulainya.

Semasa masih remaja, flu tidak pernah saya rasakan. Karena saya bukan dokter dan hanya sebatas pasien, jadi kalau salah mohon untuk dikoreksi, flu adalah virus yang tidak tedas tapak paluning jamu lan tablet. Adalah daya tahan tubuh masing-masinglah merupakan obat yang mujarab. Semakin kuat daya tahan tubuh kita maka semakin cepat virus flu itu keluar dari tubuh kita. Semakin lemah daya tahan tubuh kita, maka semakin lama kita tergeletak di tempat tidur memandangi langit-langit kamar. Adapun mie rebus, wedhang jeruk hangat dan decolgen hanyalah sekedar penguat sugesti bahwa tubuh kita digarap oleh semacam obat yang bisa melawan flu.

Pada akhirnya dalam ketergeletakan saya di tempat tidur, saya menyadari betapa aneh ternyata flu memberikan peranan spiritual akan datangnya pesan yaitu agar saya lebih mawas diri. Masih dalam ketergeletakan saya di tempat tidur dengan muka menghadap langit-langit kamar dan mata saya hanya menangkap sepetak eternit yang mulai agak kusam, mulailah saya merenung apa yang sudah dan belum saya lakukan dihari-hari kemarin dan akan datang terhadap saya sendiri, istri anak anak dan orang tua, lama-lama saya jadi mawas diri akan keterbatasan dan kebisaan saya. Kembali teringat betapa saya kok ya belum banyak berbakti kepada orang tua, belum seutuhnya menyenangkan hati mereka mereka. Saya janjikan kepada istri untuk pergi berlibur ke Bali pada ultah perkawinan ke delapan yang lalu tapi saya memilih menundanya karena tiba-tiba datang tugas kantor dan dana yang sudah disiapkanpun raib tak berbekas untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Saya janjikan si kakak sebuah sepeda sebulan yang lalu eh..kok ya rezeki lebih belum mampir juga. Saya janjikan kepada si adik untuk memberikan mainan puzzle eh kok ya sering terlupa. Tidak ada janji-janji tersebut yang mampu saya penuhi alias berstatus gombal saja. Nah, jadi tahu khan keterbatasan kita, ternyata saudara flu berfungsi mengedit, menyunting janji-janji palsu kita.

Hai virus-virus flu seluruh Indonesia, bersatulah! Berilah sasmita kepada para poli-tikus Senayan, presiden dan jajaran menteri-menterinya baik militer maupun sipil, baik yang sudah purnawirawan maupun yang belum mantan yang sudah berjanji ini dan berjanji itu kepada rakyatnya. Hinggaplah sewaktu-waktu pada tubuh tubuh mereka. Biarkan mereka sewaktu-waktu tergeletak di tempat tidur menatap langit-langit kamar, mengingat-ingat janji-janji mereka.

Catatan : Selain dari pengalaman pribadi tulisan ini terinspirasi dari buku Umar Kayam, Mangan Ora Mangan Kumpul.

Ilustrasi : 4.bp.blogspot.com

Salam hangat,

Erfan Adianto

Seorang buruh biasa

Tulisan tulisan saya yang lain di Kompasiana:

Masih Relevankah Anda Dan Saya Membayar Pajak?

Bung Karno…Bangsamu Memang Bangsa Tempe

Di Belakang Tabrakan Beruntun

Kesenjangan Ekonomi,Realitas dan Tantangan Indonesia!

Jangan pernah Meremehkan Militer Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun