Seringkali kita lakukan hal seperti ini kepada manusia tetapi tidak kepada Tuhan. Misalnya kita pergi ke bank untuk mendapatkan sesuatu pinjaman. Manajer tersebut menyetujuinya dan berkata "baik saya menyetujuinya. Uang akan di transfer kedalam rekening anda". Kita tidak melihat uangnya, kita bahkan tidak tahu apakah manajer itu benar-benar telah melakukan hal itu atau tidak. Namun kemudian apa yang kita katakan kepada manajer itu.? " Terima kasih banyak! ". Kemudian kita melakukan usaha dengan berdasarkan perkataan manajer tersebut.Â
Kisah contoh diatas, bagaimana perilaku kita kepada sesama manusia saja kita bisa percaya dan mengatakan terima kasih walaupun nyatanya kita belum tahu ia bisa membantu kita atau tidak dan hal yang sama tidak bisa kita lakukan kepada Tuhan. Tuhan berkata, " lakukan hal yang sama untuk-Ku, berterima kasih kepada-Ku bahkan sebelum kita melihat jawaban doamu!". Kenapa.? Karena jika kita bersedia untuk percaya dan bersyukur kepadaNya, maka jawaban itu pasti akan datang.Â
Mulai sekarang kita bisa membiasakan menutup setiap doa-doa kita dengan ucapan syukur karena apa yang telah kita minta itu telah diberikan, hanya saja belum dibukakan untuk orang lain bisa melihatnya.Â
Sebagai refleksi dari goresan di ini, ada dua pertanyaan yang wajib kita jawab secara pribadi. Pertama, pernahkah engkau bersyukur di dalam doa-doamu? Ucapa syukur seperti apa yang engkau naikan kepada Tuhan.? Dan yang kedua, apakah engkau akan tetap mengucap syukur jika Tuhan berkata "Tidak! " untuk doa-doamu?Â
Kedua pertanyaan diatas menjadi bahan refleksi untuk kita semua, dan bisa di sharing untuk kita semua, intinya sebagai aksi nyata yang wajib kita lakukan di hari demi hari yakni kita tetap selalu mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H