Selamat Tinggal Putih Abu-Abu Versi SMA Negeri 1 Dogiyai

Tanggal 6 Mei 2024 menjadi momentum terindah bagi semua siswa SMA/SMK di Tanah Air. Tanggal tersebut siswa kelas XII mendengar hasil kelulusan mereka yang tentu mengundang emosional bagi siswa. 

Ada beberapa sekolah yang 100 persen lulus namun ada juga yang tidak. Siswa yang lulus tentu melanjutkan kebiasaan sebelumnya, yakni dengan mencoret-coret seragam sekolah sebagai tanda sudah lulus sekaligus mengucapkan selamat tinggal putih Abu-Abu. 

Selain mencoret seragam sekolah, ada juga dibarengi dengan ucapan syukur berupa makan bersama ataupun kegiatan yang dilakukan siswa dengan melibatkan pilar kedua yakni orangtua dan masyarakat untuk turut terlibat dalam meramaikan kesuksesan siswa kelas XII. 

Namun ada yang berbeda dengan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Dogiyai. Usai mendengar hasil kelulusan, semua siswa kompak tandu kepala sekolahnya bagaimana raja dengan diarak-arak mengelilingi kompleks sekolah sambil menyanyikan beberapa lagu ucapan syukurnya kepada kepala sekolah yang bersama-sama guru-guru telah sukses mendidik selama tiga tahun. 

Tak hanya itu, siswa juga turut mencoret-coret seluruh seragam sekolah bahkan tubuh dan wajah mereka dengan gambar bendera referendum Papua. 

Hal ini mengundang pro dan kontra dari publik dan seluruh masyarakat Papua. 

Sebagian publik pro akan aktivitas yang dilakukan oleh siswa kelas XII SMA Negeri 1 Dogiyai. Bagi mereka sudah saatnya pelajar turut andil dalam kebebasan Papua. Sudah saatnya Papua untuk berdiri sendiri dan sudah saatnya berhenti dari penderitaan baik fisik dan moral. 

Namun ada beberapa juga yang kontra akan aksi tersebut. Bagi publik, para pelajar dilahirkan bukan untuk menjadi pemberontak tetapi menjadi teladan bagi tanah Papua. Lebih baik memikirkan masa depan dan cita-cita biar kelak berkeluarga bisa membahagiakan keluarga dibandingkan memikirkan politik yang tak sepantasnya dilakukan oleh siswa.