Sepak bola nasional yang di kordinir langsung oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dibawah asuhan Ketua Umum baru Erick Thohir terus mengalami perubahan.Â
Sebelumnya sudah terdengar melalui Erick Thohir yang mengatakan seperti bakal memberikan kartu merah jika kedapatan mafia. Kartu merah berupa dihentikan selamanya dari sepak bola Indonesia. Tak hanya itu, PSSI juga akan menertibkan supporter di musim depan, jika kedapatan ada supporter yang membuat rusuh, maka klubnya diberikan hukuman dengan pengurangan poin.Â
Tak hanya itu, baru-baru ini juga PSSI mengeluarkan empat aturan baru sebelumnya bergulirnya kompetisi musim 2023-2024. Keempatnya aturan tersebut yakni 'pertama' semua klub saat bertanding wajib memainkan minimal satu pemain berusia 23 tahun, 'kedua' kuota pemain asing ditambah menjadi 6 pemain (5 bebas dan 1 pemain Asia) dalam satu pertandingan, 'ketiga' liga terbaik menjadi dua babak yakni babak reguler dan knockout, dan 'keempat' pendaftaran pemain ditutup pada 20 Juli 2023.
Keempat aturan baru tersebut nampak biasa-biasa saja, namun pada aturan kedua terkait kuota pemain asing yang kini menjadi polemik dimata para pengamat sepak bola dan juga netizen.Â
Sebelumnya sejak tahun 2017 hingga 2022, kuota pemain asing hanya 4 pemain dengan catatan 3 pemain asing bebas dan 1 pemain Asia. Namun tahun 2023 ditambahkan menjadi 6 pemain. Dengan penambahan jumlah pemain asing menjadi 6 pemain tentu sangat membatasi perkembangan pemain lokal.Â
Jika dalam satu pertandingan terdapat 6 pemain asing tentu tersisa 5 pemain lokal. Jika hal ini terjadi, kemerosotan pemain lokal bakal terjadi. Pemain lokal tidak akan berkembang, akan tertinggal, kalah saing karena mengingat kualitas pemain lokal masih kalah jauh dari pemain asing.Â
Sebaiknya PSSI wajib menimbang kembali aturan ini, karena semua pecinta sepak bola tentu berharap Timnas Indonesia dapat berprestasi dikancah internasional tanpa mengharapkan naturalisasi.Â
Jika pada satu pertandingan saja 55 persen pemain asing dan sisanya pemain lokal, maka kita tidak akan pernah melihat lagi prestasi mencolok di Timnas Indonesia, karena pemain lokal tidak berkembang di klub karena tidak selalu dipercayakan untuk bermain di liga, apalagi semua pelatih di Liga Indonesia lebih suka pemain asing dan pemain naturalisasi dibandingkan mengoles pemain lokal untuk berprestasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H