Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan melakukan transaksi demi mencapai kesepakatan dalam jual beli barang. Kehadiran pasar sangat membantu masyarakat agar mempermudah transaksi. Karena rata - rata mama - mama Papua setelah berkebun terkadang mengalami kendala besar saat tidak adanya pasar, sedangkan tingkat kebutuhan hidup semakin meningkat terlebih ditengah pandemi Covid-19.
Jokowi dengan program membangun 5000 pasar di Indonesia akhirnya tercapai dengan menghadirkan pasar lokal di pelosok-pelosok negeri. Salah satunya Pasar Pharaa (pasar baru) Sentani kabupaten Jayapura. Pasar yang dahulunya ada dan rusak total akibat bencana, kini hadir kembali.
Pasar Pharaa yang awal pembangunannya pada periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan diresmikan pada 2017 lalu. Dan kini berjalan semana mestinya, namun tetap saja banyak hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki.
Memang kehadiran pasar pahara ini sangat membantu mama - mama khususnya yang ada di kabupaten Jayapura. Mengapa tidak, mama - mama dari Depapre, Genyem, Sentani bahkan dari Arso pun hadir dan berjualan disini.
Demi kebaikan bersama, baik penjual maupun pembeli, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna meningkatkan kenyamanan dan demi mencapai tujuan utama sebagai tempat wisata belanja yang diprogramkan oleh bupati Jayapura Mathius Awoitauw.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk mencapainya tempat wisata belanja di Pasar Pahara.
1. Sampah, merupakan benda atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi, seperti daun, kertas, pelastik dan sebagainya. Di pasar Pahara ini tidak bisa dikatakan lagi lingkungan yang sehat, karena berbagai sampah menumpuk diberbagai pojok pasar membuat lalat biru berterbangan sana sini dan mengganggu kenyamanan. Jika diperhatikan petugas kebersihan sudah menjalankan tugasnya dengan baik , hanya terkadang ada individu - individu tertentu yang tidak mempunyai kesadaran dalam menjaga kebersihan sehingga tanpa ia sadari mereka membuang sampah disembarang tempat.
2. Orang mabuk, kata lucu jika tidak ditemukan orang mabuk di Pasar ini. Setiap hari bahkan setiap saat selalu saja ada orang mabuk. Selain berteriak sana - sini mereka juga selalu mengganggu kenyamanan pasar. Mengganggu setiap orang yang lewat, menagi penjual tanpa belas kasihan, meminta secara paksa, bahkan setelah memakan kadang mereka tidak membayarnya bahkan mereka balik memarahi penjual dan merusak barang jualannya. Lebih ngeri lagi, kadang mereka tidur ditengah jalan, dimeja jualan, bahkan mereka membuang kotoran di pasar tanpa malunya.
3. Berjualan masih beralaskan karung, luas pasar yang tidak bisa menampung semua penjual memaksakan mama - mama berjualan diluar pasar walaupun pasar yang sudah dibangun dua tingkat. Dengan beralaskan karung, plastik bahkan kertas menjadi modal utama mereka agar jualannya ludes terbeli tanpa memikirkan bertapa jahatnya terik matahari, bahkan bermodalkan payung mama - mama berusaha untuk tetap menjaga jualannya walaupun angin tetap berhembus dari kiri maupun kanan.