Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Guru - Memanfaatkan Waktu untuk Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memanfaatkan Waktu Untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gembala GBI Ayapo: Mengapa Firman Tuhan Tidak Bisa Mengubah Hidup Kita?

20 Juni 2021   12:30 Diperbarui: 20 Juni 2021   12:33 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Ibadah raya dilakukan oleh setiap umat Kristiani di seluruh dunia guna mengucapkan syukur kepada Tuhan atas penyertaanNya selama seminggu.

Begitu juga jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Ayapo. Dalam perayaan ibadah Minggu pagi yang memimpin pujian ibu Erni Marani, ibadah berjalan dengan baik hingga akhir.

Pada khotbah yang dipimpin oleh gembala sidang GBI Ayapo Pdt.Hajai Hanuebi, M.Pd dalam memaparkan Firman Tuhan yang terdapat dalam Matius 13 : 1 - 23 dengan prikop "Perumpamaan Tentang Seorang Penabur" dan tema dalam bentuk pertanyaan "Mengapa Firman Tuhan Tidak Bisa Mengubah Hidup Kita. ?"

Firman Tuhan adalah senjata Allah yang dapat merubah setiap insan. Mau kita berperilaku yang jelek namun dengan Firman Tuhan kita dapat dipulihkan, disembuhkan, bahkan dapat merubah setiap hidup kita yang sudah kusut dapat menjadi baru, karena Firman Tuhan bagaikan pedang bermata dua yang dapat menyelidiki hidup kita.

Gembala sidang mengatakan, sesuai tema hari ini, mengapa Firman Tuhan tidak bisa mengubah hidup kita ? Mengapa setiap individu walaupun beragama Kristen namun Firman Tuhan tidak bisa merubah hidupnya ?

Ada tiga alasan mengapa Firman Tuhan tidak bisa mengubah hidup kita:
1. Hati kita yang keras atau hati yang menolak akan Firman Tuhan, sehingga walaupun kita mendengar Firman Tuhan tentang Kerajaan Sorga,  tetapi tidak mengertinya dan mereka seperti benih yang ditaburkan dipinggir jalan sehingga sangat mudah si jahat datang dan merampas yang ditaburkan (Matius 13 : 19).
2. Hati yang dangkal. Mereka yang mendengar Firman Tuhan tetapi tidak membayar harga artinya hati mereka yang susah untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan. Orang yang tidak dangkal dan hati mereka yang selalu siap membayar harga itu seperti mereka yang dalam keadaan sakit dan sudah sembuh, ia datang ke rumah Tuhan dan mengucap syukur kepada Tuhan atas kesembuhan yang didapatkannya, itu adalah contoh hati yang ingin membayar harga dan tidak dangkal hatinya.
3. Hati yang penuh dengan perkara dunia. Mereka seumpama benih yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar Firman Tuhan, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firmat itu sehingga ia tidak berbuah (Matius 13 : 22).

Harapan besar dari Gembala Sidang GBI Ayapo bawah setelah mendengar Firman Tuhan kita dapat merubah tiga hal ini dalam hidup kita sehingga hati kita dapat seperti benih yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan Firman Tuhan dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat (Matius 13 : 23), dan kita meminta kepada Tuhan agar dapat menyelidiki setiap hidup kita dan memperbaharui, agar hati kita ketika mendengar Firman Tuhan, dapat masuk merubah perilaku kita, merubah setiap hidup kita yang buruk agar berkenan kepadaNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun