Mohon tunggu...
Erent Santoso
Erent Santoso Mohon Tunggu... profesional -

Do Small Things with Big Love

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menggambil Hikmah Sosok Djamal Azis

14 Desember 2012   05:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:41 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sejatinya membahas Djamal Azis anggota DPR yang juga kawanan gerombalan KPSI, agak –agak malas atau ogah-ogahan. Karena dari beberapa statement dan pemikirannya tak pernah tercermin sebagai warga yang terpilih mewakili rakyat dan duduk dikursi terhormat.

Tapi setelah dihayati secara mendalam, keengganan menulis tentang Djamal Azis seolah sirna begitu saja dan begitu nafsunya kehendakmembagikan ketauladanan sosok Djamal Azis. Karena sangat disayangkan apabila memiliki seorang tokoh yang memiliki reputasi nasional apalagi di dunia sepakbola, tidak kita jadikan panutan atau tidak kita cermati dalam kiprahnya membangun bangsa Indonesia, utamanya didunia sepakbola.

Paling hangat adalah kemarin ketika PSSI berjuang untuk sepakbola Indonesia agar terlepas dari hukuman FIFA. Di Jepang akhirnya PSSI berkonsultasi dengan FIFA dan AFC menjelaskan persoalan sepakbola di Indonesia khususnya kondisi PSSI saat ini.Hasilnya direspons positifoleh FIFA.Berita itu disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin setelah memenuhi panggilan mendadak dari Presiden FIFASepp Blatter didampingi Sekjen FIFA Jerome Valcke. Berita ini dapat dibaca di koran Kompashari ini halaman olahraga. Atau lebih afdol kalau mendengarkan wawancara Kompas TV dengan wartawan Tribun di Tokyo : http://www.useetv.com/live?code=kompas&starttime=1355414400&endtime=1355418000.

Kabar peluang Indonesia terlepas dari sanksi FIFA agaknya per hari kemarin semakin menguat. Media masa dan Masyarakat yang semula pesimis Indonesiaterlepas dari hukuman,kini boleh berharap FIFA melakukan ampunan.

Kabar yang memberi perpanjangan napas bagi dunia sepakbola Indonesia, ternyata kabar yang tidak meyakinkan. Informasi yang masih perlu dipertanyakan kebenarannya. Itulah persepsi seorang Djamal Aziz dan bahkan menyuarakan bantahannya di media bahwaPSSI ke Jepang untuk memenuhi undangan menyaksikan Piala Dunia Antarklub. "Keberangkatannya (Djohar Arifin) ke sana bukan untuk bertemu pejabat FIFA, melainkan untuk menonton pertandingan sepakbola antarklub dunia. Tidak benar kalau mereka mengklaim telah bertemu dengan pejabat FIFA,"

Dikatakan pula "Tidak mudah untuk bisa bertemu seorang Sepp Blatter. Sebuah negara yang persepakbolaannya dalam keadaan normal saja sulit untuk bertemu, apalagi seperti Indonesia,"

Baca :http://m.bola.net/indonesia/djamal-azis-bantah-ada-pertemuan-pssi-dengan-fifa-7e0cb1.html

Sebuah bantahan yang tidak perlu disampaikan. Membantah fakta bukan dengan fakta, tetapi mebantah fakta dengan logika sempit. Mana mungkin Sepp Blatter bisa ditemui, sebuah pertanyaan yang hanya sebatas kemampuan beliau berfikir. Ketika beliauberfikir tidak mampu melakukan, menyamaratakan kekerdilan kemampuannya dengan orang lain.

Sebagai anggota DPR atau tokoh masyarakat seharusnya mampu berfikir bijak dandan dewasa dalam bertindak. Selalu memberi contoh yang baik kepada masyarakat dan menjadi potret wakil rakyat yang cerdas.

Bantahan terhadap upaya PSSI, yang terbayang adalah Djamal Azis telah bertemu sendiri dengan FIFA, atau dari salah satukawanan gerombolan yang sedang berada di Tokyo, atau setidaknya dari keponakan atau besan atau apalah….. yang sedang mengikuti kegiatan FIFA. Ternyata hanya sebuah perkiraan sesat, seperti anak TK yang selalu bilang tidak mungkin kamu bisa………… jadi terpaksa mengutip kembali statement Gus Dur untuk anggota DPR ……..“Seperti Taman Kanak Kanan……..”

Sebuah sosok anggota DPR dan kawanan gerombolan KPSI yang mahal harganya bagi bangsa Indonesia. Patut kita ambil hikmah sosok Djamal Azis sebagai tokoh salah pilih.Tauladan buruk bagi kemajuan bangsa. Menyeret masyarakat untuk berlogika sempit tidak berdasarkan fakta.

Untuk itu masyarakat tidak boleh rugi oleh munculnya ketokohan Djamal Azis sebagai anggota DPR.Setiap apa yang terjadi pada hari ini harus bermanfaat bagi bangsa dikemudian hari. Tauladan buruk jangan sampai terulang kembali.

Terlebih di dunia sepakbola Indonesia, yang masih banyak menimba ilmu cara berorganisasi dan berprestasi, diperlukan tokoh-tokoh yang mampu berfikir bijak.

Terlepas terkena sanksi atau tidak, semoga dikemudian hari dunia sepakbola Indonesia diisi oleh tokoh-tokoh cerdas dan visioner dalam menggeluti dan berfikir kemajuan sepakbola Indonesia.

Semoga……

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun