[/gambar; dok pri]
Lanjutan bab 2
Endah membuka payung yang tadi dibawanya sebelum melompat turun dari bis, lalu berlari kecil menuju ke arah Warung Thailand. Perutnya sudah keroncongan, dan Endah sudah membayangkan lezatnya mie goreng dan sop Tom Yum kesukaannya.
Setelah meletakkan payungnya di depan pintu masuk, Endah segera melangkah masuk. Dia mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan untuk mencari tempat duduk yang kosong. Warung ini tidak begitu besar, hanya ada enam meja berbentuk bulat dan 4 kursi di masing masing meja. Saat melihat ke sudut ruangan, pandangan Endah terhenti. Bukan karena dia menemukan apa yang dicarinya, tapi dia kaget melihat sosok yang tiap malam mampir ke mimpinya, tengah melihat ke arahnya. Tiba tiba saja kedua pipinya menghangat.
Endah membalikkan badan dan berniat melangkah keluar, ketika dia merasa ada tangan yang memegang pergelangan tangannya.Â
"Tunggu, kamu teman Nuri kan, aku melihatmu di perayaan ulang tahunnya."Â
"Be.. benar kak, aku teman Nuri," Endah menjawab tanpa menoleh ke arah si penanya.
"Lalu kenapa kamu berniat pergi saat melihatku?"
"Aku.. aku hanya melihat kalau warungnya penuh, aku berpikir untuk kembali saat warungnya agak sepi, nanti"
"Oh, kalau begitu kamu duduk di tempatku saja, temani aku." Tanpa menunggu jawaban, Willy menarik tangan Endah ke mejanya.Â
***