Kira kira 100m sebelum sampai di air terjun, perjalanan tidak bisa dilanjutkan menggunakan mobil karena akses jalan yang buruk. Mas Yunus akhirnya memutuskan untuk memarkir mobilnya di sebelah Taman Makam Pahlawan dan  kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sekitar 15 menit berjalan kaki, akhirnya kami sampai di lokasi air terjun. Penulis mencoba mencari loket penjualan karcis masuk, tapi tidak penulis temukan. Rupanya, masuk ke wana wisata Coban Jahe tidak perlu membayar alias gratis!.Â
"Wah, lihat ada pelangi, ada pelangi!". Fikri, kompasianer Bolang yang paling lucu dan menggemaskan berteriak sambil menunjuk ke air terjun. Siapa sangka, di bawah air terjun benar benar ada pelangi yang begitu indah. Melihat pemandangan langka seperti itu, langsung saja jiwa jiwa narsis kami tergoda untuk berfoto ria. Mulai dari selfie hingga foto narsis bersama, "biar banyak yang tergoda untuk datang kesini," ujar seseorang diantara kami. "Biar Pemkab mau melakukan perbaikan akses jalan, sayang kalau surga seindah ini terus terusan disembunyikan," sahut yang lain.
Surga. Tidak salah kalau kami sebut begitu, karena air terjun setinggi 45m ini dikelilingi oleh keindahan alam yang masih sangat alami. Air yang jatuh dari atas tebing juga sangat bening dengan debit air yang cukup besar. Batu batuan sungai dengan ukuran besar di dinding tebing dan di sekitar kolam alami, membuat pemandangan terlihat semakin eksotis. Suasana yang masih asri di Coban Jahe mengingatkan penulis kepada suasana serupa di air terjun Coban Rais yang terletak di dekat rumah penulis, kota Batu.
Bicara tentang fasilitas, meskipun sederhana tetapi fasilitas di kawasan wana wisata Coban Jahe ini cukup lengkap. Toilet sudah tersedia dan lumayan bersih. Anda  juga tidak perlu bingung saat anda ingin mengerjakan sholat karena disediakan juga sebuah mushola. Disini juga ada tempat pelayanan informasi yang bisa anda manfaatkan untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah dan keunikan air terjun Coban Jahe.
Sekitar 2 jam di lokasi air terjun, mas Yunus sebagai pemimpin rombongan mengajak kami untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Jago, Malang. Meskipun hati enggan beranjak, namun waktu memang sedang tidak berpihak. Semoga lain waktu bisa berkunjung kembali dan lebih puas mengeksplorasi keindahan alam di wana wisata air terjun Coban Jahe ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H