Mohon tunggu...
E Rein
E Rein Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Seorang Penulis Biasa

Bukan siapa-siapa dan hanya ingin jadi orang yang biasa aja. Menulis adalah kebutuhan. Dengan menulis aku bisa hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng 'True Love of Princess Bunny'

11 Oktober 2022   22:19 Diperbarui: 11 Oktober 2022   22:40 7228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by E Rein x Canva

Di bawah sinar bulan purnama kecantikan sang Putri terpancar. Raja meyakini kutukan sang penyihir tidak terwujud dan ditambah lagi sang Putri telah dibekali doa dari pensehat dan para peri.

Keesokan harinya betapa terkejutnya sang Raja dan Ratu. Putri cantik jelitanya berubah menjadi seekor anak kelinci merah muda. Sang Ratu menangisi tersedu-sedu. Kutukan tetaplah kutukan dan tak mampu seorang pun mematahkan kutukan tersebut.

Dan ketika malam purnama sang Putri berubah wujud menjadi manusia. Inilah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh Raja dan Ratu. Mereka bisa bersenda gurau dan bercengkrama bersama.

Sang kelinci merah muda sudah membesar dan memasuki usia remaja. Ditemani para peri dia main ke hutan. 

Berkeliling mencari bunga mekar setaman, ibunya sangat menyukai bunga tersebut hingga sang Putri ingin mempersembahkannya untuk sang ibu. 

Ditemani para peri mereka pergi bersama. Tanpa disadari hari mulai senja dan malam ini malam purnama. 

Sang kelinci berubah menjadi seorang putri yang sangat cantik. Para peri tertegun, karena selama ini mereka tak pernah melihat wujud sang Putri ketika sudah remaja. Rambutnya yang ikal, tinggi semampai, wajahnya bujur telur dan kulitnya yang bening.

Mereka berjalan bersama membawa bunga mekar setanam. Tanpa disadari mereka ada seseorang yang sedang mengintip disemak-semak. Sang Putri kaget dan para peri langsung menyihir arah rumput yang sedang bergerak-gerak

"Siapa itu? Keluar kau!" teriak sang Putri

Sesosok pangeran tampan keluar dari semak-semak. Sang pangeran tertegun melihat kecantikan sang Putri, mereka saling bertatapan.

"Maafkan saya. Saya sedang berburu dan terpisah dari rombongan," jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun